SMK Yapinktek Pungut Biaya Rp4 Juta per Murid, Wali Murid Pertanyakan Penggunaannya

Joe
15 Jun 2020 15:46
2 menit membaca

KOTA TANGERANG (SBN) — Wali murid Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yapinktek yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kelurahan Keroncong, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang mengeluhkan biaya Rp4 juta per siswa yang ditetapkan pihak sekolah untuk biaya akhir tahun. Biaya tersebut dipertanyakan lantaran tidak ada rincian penggunaannya.

Salah seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya mengatakan sangat menyayangkan biaya yang dibebankan tersebut, terlebih karena belum dibayarnya biaya yang belum diketahui penggunaannya itu, anaknya tidak bisa mengambil surat keterangan lulus (SKL) dari sekolah.

Baca juga: Kepsek SMK Yapinktek: Biaya Rp4 Juta per Murid Itu Semuanya untuk Kegiatan Siswa

“Sebelumnya kita minta SKL, tapi kita disuruh ngelunasin sebagian dari biaya Rp4 juta itu. Kita dipinta bayar Rp 1,2 juta, padahal sebelumnya pada Maret (2020) kita sudah bayar Rp2 juta, SPP pun sudah lunas hingga bulan Juni,” ujar wali murid itu kepada SuaraBantenNews, Senin (15/6/20).

Dirinya pun menyatakan sangat kecewa lantaran pihak sekolah memaksa agar para murid melunasi biaya tersebut terlebih dahulu jika ingin memiliki SKL dari sekolah.

“Jadi nanti ketika kita lunasin baru dikasih SKL itu, padahal biaya yang dibebankan tersebut belum jelas untuk apa,” tuturnya.

Bahkan, tambahnya, dirinya pun sempat meminta rincian atas penggunaan biaya tersebut, namun tidak mendapat respons baik dari pihak sekolah.

“Saat itu saya bersama wali murid yang lain  minta nomor bendahara sama kepala sekolah di grup media sosial (Whatsapp) untuk mempertanyakan biaya Rp4 juta itu, tapi wali kelasnya bilang tidak etis,” jelas dia.

Wali murid itu mengaku tidak mengetahui biaya Rp4 juta tersebut untuk apa, namun menurut keterangan dari pihak sekolah, awalnya untuk kegiatan akhir tahun seperti widya wisata (study tour), ijazah, dan lainya.

“Saya juga kurang tahu, pokoknya bilangnya buat kegiatan akhir tahun aja. Tapi, saat kita minta rinciannya kita gak dikasih,” kata dia.

Karena itu, lanjutnya, jika biaya tersebut jelas penggunaannya untuk pembiayaan siswa, ia meminta agar kepala sekolah memberikan perincian secara detail untuk apa saja, termasuk nilai masing-masing peruntukannya.

“Tapi, jika berdasarkan rinciannya itu tidak terpakai semua, kami minta dikembalikan, apalagi jika untuk study tour, lebih baik dikembalikan saja karena saat ini sedang pandemi korona, nanti jika ada apa-apa, siapa yang mau tanggung jawab? Ditambah  keberangkatannya pun belum pasti,” jelasnya.

Ia juga mengatakan sempat meminta pihak sekolah agar biaya tersebut dikembalikan. Namun, sampai saat ini belum juga ada panggilan dari pihak sekolah.

“Dulu kepala sekolah sempat bicara akan mengembalikan, tapi sampai saat ini tidak jelas. Hanya omongan,” pungkasnya. (Yadi/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan