Senyawa Kimia Air di Lingkungan Ponpes Nurul Hikmah Pasar Kemis di Atas Baku Mutu, DLHK Belum Tentukan Tindak Lanjut

Ramzy
18 Sep 2019 20:35
3 menit membaca

TANGERANG (SBN)-, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang merilis hasil uji laboratorium sampel air yang diambil dari lingkungan Pondok Pesantren Nurul Hikmat, Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu.

Pemeriksaan kandungan air itu karena insiden sesak napas belasan santri Ponpes Nurul Hikmat pada Kamis (28/8/19) dan Senin (2/9/19) lalu. Uji laboratorium itu diharapkan dapat menguak penyebab sesak napas dan mual para santri.

Kepala Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Lingkungan DLHK Kabupaten Tangerang Diah Marlianah membeberkan, 4 titik hasil sampel air di lingkungan Ponpes Nurul Hikmah yaitu dua air bersih dan dua badan air yang dibandingkan dengan baku mutu air sesuai Permenkes.

“Ada dua sampel air bersih diambil dari rumah pemilik pondok dan di sumur santri. Kemudian dua sampel badan air diambil dari aliran irigasi dekat ponpes dan aliran Sungai Cirarab,” ujarnya Rabu (18/9/19).

Dia menjelaskan, hasil air bersih ada 4 unsur yang melebihi baku mutu air yaitu colifrom, ecoli, florida, dan kesadahan. Kandungan bakteri colifrom di rumah pimpinan pondok 79 MPN/1000 ml dan sumur santri 1600 MPN/1000 ml, sedangkan menurut baku mutu 50 MPN/1000 ml.

“Untuk kandungan bakteri ecoli di rumah pimpinan pondok sebesar 49 MPN/1000 ml dan disumur santri sebesar 920 MPN/1000 ml, sedangkan menurut baku mutu 0 MPN/1000 ml,” paparnya.

Kemudian, kata dia, kandungan senyawa kimia florida air di rumah pimpinan pondok 3,06 mg/L dan air di sumur santri 2,19 mg/L, sedangkan menurut baku mutu 1,5 mg/L.

“Untuk kandungam senyawa kimia Kesadahan sebagai CaCo3 air di rumah pimpinan pondok 1338 mg/L, dan di sumur santri 132 mg/L, sedangkan menurut baku mutu 500 mg/L,” kata dia.

Sementara itu, untuk hasil pengecekan badan air di saluran irigasi dan Sungai Cirarab. Kandungan Belerang H2s di irigasi 0,086, mg/L dan Sungai Cirarab 0,056, sedangkan baku mutu 0,002 mg/L. Kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) pada irigasi 27,1 mg/L dan Sungai Cirarab 24,2 mg/L, sedangkan baku mutu 3 mg/L.

Untuk kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) di irigasi 73 mg/L dan Sungai Cirarab 62 mg/L, sedangkan baku mutu 25 mg/L. Untuk kandungan Dissolved Oxygen (DO) aliran irigasi 1 mg/L dan Sungai Cirarab 2 mg/L. Sedangkan nilai mininal baku mutu 4 mg/L berarti DO kurang baik.

Kemudian kata dia, kandungan Khlorida bebas aliran irigasi 0,32 mg/L dan di Sungai Cirarab 0,47 mg/L, sedangkan baku mutu 0,03 mg/L. Kandungan Senyawa Fenol sebagai fenol di aliran irigasi 38 mg/L dan Sungai Cirarab 50 mg/L, sedangkan baku mutu 1 mg/L.

“Untuk kandungan total fosfat sebagai P di aliran irigasi 1,27 mg/L dan Sungai Cirarab 1,15 mg/L, sedangkan baku mutu 0,2 mg/L,” tutupnya.

Ditanya tindak lanjut, Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan DLHK Kabupaten Tangerang Budi Khomaedi menyampaikan belum bisa menyampaikan tindak lanjut guna mengetahui penyebab sesak napas yang dialami oleh belasan santri Pondok Nurul Hikmat.

Pasalnya pihaknya masih menunggu hasil pengecekan udara yang dilakukan oleh Laboratorium Kehati Indonesia.

“Sesuai Tupoksi DLHK hanya memantau kualitas air. Adapun untuk kualitas udara masih belum ada hasil,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Kholid Ismail Pemkab Tangerang agar mengidentifikasi hasil laboratorium yang telah dikeluarkan. Kemudian agar dapat memutuskan secara resmi apakah ada pencemaran air atau tidak.

“Melihat sudah adanya korban maka tindakan DLHK harus cepat,” ujarnya.

Ia pun meminta kepada DLHK Kabupaten Tangerang agar serius dan cermat dalam memutuskan kondisi kualitas air dan udara. Karena hasil dari keputusan DLHK akan berdampak besar bukan hanya bagi penghuni pondok pesantren saja, melainkan juga terhadap masyarakat sekitar. (Restu/Don)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan