DPKP Cegah Penambahan Kasus LSD pada Sapi di Kabupaten Tangerang

Ramzy
16 Mei 2023 15:58
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) – Kepala Dinas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi. Penyebaran penyakit ini sudah terdeteksi sebanyak 303 kasus di 16 Kecamatan, wilayah Kabupaten Tangerang.

“Mengingat penyakit LSD ini penyakit cacar menular pada ternak yang disebabkan oleh virus, kami berpesan kepada masyarakat terutama peternak apabila ditemukan gejala seperti suhu badan tinggi dan terdapat tanda-tanda fisik seperti benjolan di kulit hewan agar segera laporkan kepada kami (DPKP) untuk segera ditangani secara medis,” ujar Asep, Selasa 16 Mei 2023.

Selanjutnya, dia mengatakan, penyebaran atau penularan virus LSD ini bisa melalui serangga atau kontak antara hewan sakit ke hewan sehat.

Untuk itu, kata dia, beberapa upaya yang dilakukan mengenai kasus hewan ternak yang terkena LSD sama dengan penanganan terhadap hewan yang kena penyakit mulut dan kuku (PMK), yakni dipisahkan dari sapi yang sehat.

Selain itu, tim kesehatan hewan yang ada di lapangan juga melakukan vaksin dan pengobatan atau pemberian vitamin serta melakukan lokalisir terhadap area yang terkena penyebaran LSD dengan cara menjaga kebersihan kandang, penyemprotan desinfektan dan memotong mata rantai penularan melalui vector penyakit seperti lalat.

“Kita coba maksimalkan kira-kira apa yang bisa kita lakukan, apakah di waktu senggang kita vaksinasi PMK. Cuma kasus yang dulu sudah mulai sembuh. Tapi, pada intinya sekarang kita secara maksimal untuk penanganan itu,” ungkap dia.

DPKP Kabupaten Tangerang melaporkan bahwa kasus hewan ternak sapi yang terjangkit LSD atau penyakit kulit berbenjol di wilayahnya itu menembus angka 303 ekor. “Sampai tanggal 3 Mei kemarin, itu ada 219 kasus di 13 kecamatan. Tetapi ternyata masih ada tambahan lagi di 3 kecamatan dengan total 303 kasus LSD,” katanya.

Menurutnya, dari penambahan jumlah kasus penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak itu mengalami perluasan tingkat penularannya. Sebelumnya hanya ditemukan di 13 wilayah kecamatan, kini bertambah tiga wilayah dengan total menjadi 16 kecamatan yang teridentifikasi adanya penyakit tersebut.

“Ini cukup signifikan peningkatannya, karena memang kendalanya kami sedang kejar tayang untuk program vaksinasi PMK yang 10 ribu. Kemudian di 3-4 bulan terakhir dengan penambahan kasus 300an cukup besar,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, terhadap ratusan hewan ternak yang dinyatakan positif terpapar penyakit kulit terdapat benjolan, umumnya hewan ternak sapi. “Yang terpapar itu kebanyakan hewan ternak jenis sapi, dan secara umum kebanyakan kasus dari sapi,” tuturnya.

Meski terjadi perluasan dan penambahan kasus, lanjut dia, sebagian hewan sapi yang sebelumnya dinyatakannya positif LSD sejauh ini sudah mulai sembuh seiring dengan upaya pengobatan yang dilakukan oleh pihaknya.(Rls)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan