Warga Kruwuk Ancam Duduki Kantor KIEC dan PCM Jika Tuntunan Tak Dipenuhi

Ramzy
8 Jan 2020 20:15
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Warga lingkungan Kruwuk Kelurahan Rawa Arum mengancam akan menduduki kantor KIEC (Kawasan Industrial Estate Cilegon) dan PT PCM (Pelabuhan Cilegon Mandiri) jika kedua perusahaan itu lepas tanggung jawab atas persoalan banjir yang menimpa warga Kelurahan Rawa Arum. Hal itu dikatakan Taufiq Rohman, Ketua RW 07 Kelurahan Rawa Arum, usai rapat dengar pendapat di Ruang Rapat DPRD Cilegon, Rabu (8/01/20).

Menurut Taufiq, langkah kongkrit PT LOTTE sudah mengarah ke solusi, namun karena terdapat tanah milik PT KIEC dan PCM, langkah solusi jadi terhambat, bahkan semua yang hadir dalam rapat mendengar bahwa KIEC dan PCM tidak akan memberi jalan sebelum mereka (KIEC dan PCM) membangun.

“Kalau Sampai KIEC dan PCM banjir ini tidak bertindak, maka saya dan warga akan menduduki kantor KIEC dan PCM,” tegasnya.

Ketua Komisi II asal Partai Gerindra Kota Cilegon Faturohmi mengatakan, guna menyelesaikan persoalan tersebut, sudah semestinya industri-industri penyumbang banjir itu berperan aktif dalam penanganan persoalan ini. Adapun langkahnya  adalah tersedianya aliran sungai dan tandon.

“Karena lahan tersebut milik perusahaan, maka industri harus menyediakan lahan itu. Lahan itu harus di paksa menjadi aliran sungai,” ujar Faturohmi.

Faturohmi menambahkan, terkait penyediaan tandon, pihaknya juga meminta kepada KIEC untuk menyiapkan lahan tersebut. Meski begitu, Pihak KIEC menunggu pembangunan bahu jalan yang akan dilaksanakan PCM.

“Saya tegaskan, supaya tidak menunggu rencana yang molor itu, maka yang kita dahulukan sungai saja,” tutup Faturohmi.

Sementara itu, Maryono, Humas PT Lotte, menambahkan bahwa untuk semua kebutuhan pengerjaan akan disiapkan pihaknya, termasuk alat berat. Terkait adanya lima titik penyempitan, itu berawal dari tanah kosong dan rawa yang kemudian diuruk hingga ketinggian 4 meter, namun airnya sudah di alirkan ke laut. Meski demikian, menurutnya, tidak cukup untuk satu aliran saja, melainkan haeus ada terobosan baru yang tentunya memerlukan bantuan dari beberapa perusahaan untuk membuat aliran baru.

“Kita perlu bantuan dari KAI, dari Mitsubishi, dan dari yang lain-lain untuk membuat saluran baru. Kalau dari kita sudah siap,” tutup Maryono.

Hasil keputusan tersebut dalam minggu-minggu ini akan segera dilaksanakan dan akan dikordinasikan oleh Dinas PUPR bersama beberapa perusahaan terkait. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan