Soal Bank Banten, Gubernur Dianggap Kurang Bersinergi dengan Kabupaten dan Kota

Ramzy
3 Jun 2020 16:30
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Tokoh Banten sekaligus praktisi perbankan Embay Mulya Syarif menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten kurang bersinergi dengan kabupaten dan kota yang ada di wilayah tersebut.

Salah satunya terkait Bank Banten, menurutnya Pemprov Banten seharusnya mendorong Pemkot dan Pemkab agar menyimpan uangnya di bank milik masyarakat Banten tersebut.

“Saat ini yang menyimpan di Bank Banten cuma Pemprov. Seharusnya gubernur merangkul kepala daerah di bawahnya agar menyimpannya di bank yang sama,” kata Embay saat ditemui di kediamannya, Rabu, 3 Mei 2020.

Ia menilai keputusan Gubernur Banten Wahidin Halim memerger Bank Banten dan memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi ke Bank Bjb dinilainya kurang tepat.

“Sekarang ini yang kita butuhkan adalah komitmen dari gubernur, kemudian wali kota dan bupati se-Provinsi Banten untuk bersama-sama menyehatkan Bank Banten. Suka tidak suka bank ini harus dipertahankan,” tegasnya.

Ia menambahkan, sekarang bank itu perlu ditransfusi dengan disuntikan modal, karena bank merupakan lembaga usaha yang sangat sensitif parsaingannya, resikonya tinggi dan sangat berpijak terhadap rush.

“Mau tidak menyehatkan Bank Banten dengan cara mentransfusi. Uang itu dalam dunia perbankan seperti darah dalam tubuh manusia,” ucapnya.

Embay juga menyayangkan pelaksanaan merger dan pemidahan RKUD tersebut di tengah pandemi Covid-19 dan menjelang lebaran.

“Bank Banten itu kan milik Pemprov, kalau pemiliknya saja sudah tidak mempercayai, apalagi orang lain. Makanya wajar kemudian terjadi rush money dan kepanikan yang luar biasa di masyarakat, apalagi kondisinya di tengah Covid-19 dan mau lebaran, dimana masyarakat membutuhkan uang,” tutupnya.(Hendra/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan