Warga Menduga Aroma Bau di Kampung Bugel, Pasar Kemis Akibat Aktivitas Perusahaan, Apa Respons Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang?

Ramzy
4 Sep 2019 18:26
3 menit membaca

Warga menyebut kali ini dengan sebutan ‘Kali Hitam’ yang berada di Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis

TANGERANG (SBN)-, Sudah sejak sekitar setahun yang lalu, warga Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mengeluhkan kondisi udara dan kualitas air di lingkungannya. Warga menduga, aktivitas perusahaan CV NAC yang menyebabkan buruknya kualitas air dan udara di lingkungan itu.

Salah seorang warga AT (30) menyampaikan, sekitar setahun lalu CV NAC sempat didemo warga. Saat itu, kata AT, warga menuntut agar perusahaan membuat saluran khusus agar aroma tidak sedap tidak mengotori udara warga.

“Sudah didemo tetapi masih saja kondisi seperti ini. Tiap hari mencium bau tak sedap, sungai hitam, dan air tanah sudah tidak bisa diminum,” ucap AT kepada kami, Senin (2/9/19) lalu.

Kami memang melakukan reportase mendalam di daerah itu. Pasalnya, belasan santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmat yang berada di lingkungan itu 2 kali mengalami keracunan sesak napas. Hingga kini, penyebab sesak napas itu belum dapat dipastikan. Selain itu, angka penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di lingkungan itu terbilang tinggi.

Pada peristiwa sesak napas yang menimpa belasan santri yang pertama yakni Rabu (29/8/19), beberapa pihak menduga penyebab sesak napas adalah akibat buruknya kualitas udara yang disebabkan aktivitas CV NAC yang bergerak di bidang pengelolaan dan pembuangan sampah berbahaya. Kurang dari seminggu kemudian, atau pada Senin (2/9/19), belasan santri kembali mengalami sesak napas.

AT (30) meyakini, bau tak sedap dan penyebab air menjadi hitam salah satunya karena dampak pengelolaan limbah CV NAC. Kata AT, awalnya CV NAC mengelola limbah sabun. Namun belakangan, kata dia, beralih mengelola limbah perumahan.

“Kini CV NAC sudah mengelola limbah septik yang berasal dari rumah sakit,” ujarnya.

AT melanjutkan, pada saat CV NAC didemo warga, telah dibuat perjanjian agar CV NAC bisa menghilangkan bau tak sedap. Akan tetapi, lanjut dia, bau itu hingga saat ini tetap ada.

“Di tambah malam hari terdengar suara bising truk pengangkut limbah yang mengganggu kenyamanan warga,” ucapnya.

Warga lainnya SN (35) mempertanyakan kenapa bisa limbah rumah sakit dikelola oleh CV NAC. Dia mengaku tidak tahu skema pengelolaan limbah rumah sakit di perusahaan itu sehingga diduga menyebabkan bau tak sedap.

“Masyarakat disini juga banyak yang pindah, baunya bisa mengakibatkan pusing dan bisa jadi memicu darah tinggi,” tukasnya.

SN mengakui, setelah didemo warga, bau yang sempat ada mulai berkurang. Meski demikian, kata dia, bau itu tidak hilang meski tak lagi begitu menyengat.

“Pembuangan limbah ke sungai yang kini menjadi hitam, dialiri melewati permukiman warga menuju Sukadiri yang akhirnya sampai di laut,” ujarnya.

Kami masih berusaha meminta keterangan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang. Namun upaya kami belum mendapat respons. (Restu/Sadi/Don).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan