Sanisek Masuk Program Unggulan, Toilet Sekolah di Tangerang Masih Ada yang Kotor dan Bau

Ramzy
4 Okt 2019 17:06
2 menit membaca

Keadaan toilet SDN Tapos, dari tidak ada ember hingga pintu jebol.

TANGERANG (SBN) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang tak main-main soal sanitasi sekolah (sanisek). Apalagi sanisek merupakan satu dari 25 program unggulan Kabupaten Tangerang, di bawah kepemimpinan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

Pasalnya, sekolah merupakan wadah pendidikan yang secara sengaja dibangun dan diadakan, agar didalamnya terjadi jalinan komunikasi antara pendidik dan siswa (terdidik). Tujuannya jelas, supaya ilmu dapat diperoleh para siswa dari para pendidik disekolah, demi masa depan yang lebih baik.

Sedangkan bangunan sekolah, yakni sebagai infrastruktur yang menampung secara fisik, baik pendidik dan siswa pelajar dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar atau proses pendidikan disekolah.

Isu yang mungkin, bisa saja dianggap hal yang biasa, terkait fasilitas umum disekolah seperti toilet yang secara nyata bila diseriusi untuk diulas “masih saja terdapat toilet sekolah yang tidak memadai”. Karena kondisinya yang kotor dan bau, sehingga mengakibatkan beberapa banyak siswa mengeluhkan perihal persoalan tersebut.

Masuk dalam 25 program unggulan, masih saja ditemukan toilet sekolah yang kotor dan bau. Seperti di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tapos, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.

Ironisnya, dari enam toilet yang berada di sekolah tersebut hanya ada satu buah ember dan dua buah gayung, itu pun hanya berada di salah satu toilet untuk siswi. Sedangkan untuk di toilet siswa tidak ada sama sekali, bahkan pintu toiletnya pun jebol.

Toilet kotor dan bau bisa jadi menjadi “momok” bagi para siswa yang ingin melakukan aktivitas buang air besar maupun air kecil di sekolahan. Pasalnya, toilet yang seharusnya menjadi fasilitas umum yang nyaman untuk digunakan, malah diabaikan dengan berbagai alasan yang seharusnya tidak demikian.

“Kurang lebih sudah tiga tahun, kami kalau mau buang air juga harus ke bagian putri dan kalo rame aku paling menggunakan selang buat bersihinnya,” terang Reza, salah seorang murid di sekolah tersebut.

Sementara itu anggota Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Imam Sutopo mengatakan, dirinya akan terus menerus melakukan monitoring dan evaluasi. Apabila ada temuan maka akan dilakukan pengecekan.

“Ranah dinas pendidikan yang memberikan teguran dan juga pembinaan dikalangan sekolah,” tandasnya.(Sadi/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan