Relawan Tangerang Bantu Panti Asuhan dan Korban Karhutla

Ramzy
28 Okt 2019 09:57
2 menit membaca

RIAU (SBN) – Relawan Tangerang menyambangi Panti Asuhan Anak Yatim dan Orang Terlantar Al Istiqlal di Jalan Harapan Murni Tangkerang Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Selain berkunjung, relawan memberikan bantuan Torn dan mensin air untuk menampung air, Sabtu (26/10/2019).

Ketua Palang Merah Indonesia Kabupaten Tangerang, Somaatmaja didampingi oleh Kepala Bank BJB Cabang Balaraja Aden Nurmawan menyerahkan secara simbolis kepada Torn dan mesin air secara simbolis kepada pimpinan yayasan Panti asuhan dan anak yatim Al Istiqlal Dodi.

“Saya berterimakasih kepada relawan Pemkab Tangerang khususnya kepada pak Bupati Zaki Iskandar atas bantuannya semoga allah membalas jasa baik semua,” ungkap Dodi.

Panti asuhan ini, lanjutnya, dihuni 65 orang anak yatim yang masing-masing mereka bersekolah ditingkat SD, SMP ada juga yang SMK semua anak-anak tinggal disini.

“Walau mereka tidak memiliki keluarga, kita semua seperti keluarga besar diaini, makan bersama, belajar dan mengaji,” ucap Dodi.

Somaatmaja mengungkapkan rasa harunya, karena datang kepanti asuhan anak yatim dapat bersilaturahmi dan berbagi keceriaan dengan anak-anak yatim.

“Alhamdulillah kita bisa berbagi rasa dengan anak-anak yatim di pekanbaru, mudah-mudahan aksi kemanusian diriau ini bembawa berkah dan manfaat,” ujar Somaatmaja yang juga Kepala Bapenda Kabupaten Tangerang.

Setelah dipanti asuhan pekanbaru, tim relawan bertolak ke Kabupaten Kampar dengan jarak tempuh 48 Kilometer melakukan pengobatan gratis di Desa Gobah yang terdampak Karhutlah.

“Aksi kemanusiaan ini diinisiasi Bupati Zaki Iskandar yang merasa prihatin terhadap korban Karhutlah di Riau, kami PMI beserta tim dokter menyiapkan pengobatan gratis bagi korban di tiga Kabupaten/kota di riau,” papar Soma.

Erfadah, Kepala Desa Gobah Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Provinsi Riau menjelaskan dampak Karhutlah di kabupaten kampar memang membuat sebagian warga sulit melalukan aktifitas berkebun asap yang pekat berdampak kepada masyarakat kesulitan beraktifitas.

“Sejak terjadinya Karhutlah, warga ada yang batuk, pilek, pusing karna harus terpaksa bekerja di hutan sawit tanpa menggunakan masker,” jelas Erfandah.

Di kecamatan Tamnang sendiri ada 17 desa hanya memiliki satu Puskesmas, lanjut Erfandah, ada 8 RT dan 4 dusun rata-rata masyarakat Tambang patani sawit dengan harga sawit yang menurun mereka harus bekerja ekstra walah keadaan asap pekat.

“Disini penghasilan masyarakatnya di perkebunan sawit, dengan harga sawit menurun petani sawit harus bekerja dilahan agar menghidupi keluarganya,” ujar Erfandah setelah meninjau masyarakatnya berobat gratis dialua Desa Tambang.(Zie/Infokom)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan