Gas Langka dan Mahal, Hiswana Migas Banten: Sebab Banyak yang Menikah

Joe
19 Des 2020 13:05
3 menit membaca

SERANG (SBN) — Warga di beberapa daerah mengeluhkan kelangkaan tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram atau tabung gas bersubsidi , bahkan ketika warga menemukanpun harganya terbilang mahal.

Dhekoy, salah seorang warga Kota Serang mengaku saat ini sulit mencari tabung gas elpiji,”Pas kemarin saya beli harganya sekitar Rp27 ribu, tetapi kalau sekarang sudah susah,” ucapnya saat dikonfirmasi, Jumat (18/12/2020).

Begitupun Indah, seorang warga Labuan, Pandeglang yang mengeluhkan karena mahalnya harga tabung gas elpiji. Bahkan hingga mencapai Rp30 ribu per tabung.

“Iyah di Labuan harga tabung gas mahal, harganya sampai Rp30 ribu. Saya berharap harganya dapat kembali stabil, apalagi sekarang lagi pandemi covid-19,” katanya.

Ketua Bidang LPG 3 kg Hiswana Migas Provinsi Banten Yudi Lukman mengatakan, memang kejadian ini sering berulang kali adanya terjadi kekurangan gas, tetapi menurutnya tidak sampai langka,”Ini kekurangan gas, kelangkaan memang sulit dicari, tapi kalau kekurangan masih bisa ditemukan,” katanya.

Dia menjelaskan, memang hingga saat ini kesadaran masyarakat menengah ke atas masih kurang, padahal sudah jelas gas elpiji subsidi untuk masyarakat tidak mampu, bahkan banyak Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tidak masuk kategori penerima gas subsidi tapi memakainya.

“Banyak masyarakat menengah ke atas, dan mereka tidak sungkan atau malu dengan membawa mobil mewah tapi mereka berani menjinjing gas 3 kg dengan tulisan untuk masyarakat miskin. Tentu berdampak mengurangi peluang hak orang miskin. Tentu mereka bisa punya stok membeli langsung 3 tabung,” katanya.

Selain itu, sambungnya, kekurangan gas elpiji juga akibat dampak dari pandemi covid, tetapi bukan penyaluran atau penjualannya,”Dalam arti karena dampak pandemi banyak perusahaan tutup, sehingga banyak PHK. Akibatnya banyak yang beralih fungsi dari gas non subsidi ke yang subsidi,” katanya.

Dia menambahkan, karena di Banten juga tradisi keagamaannya cukup kental, dan gotong royongnya masih kuat, sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan seperti halnya acara Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin.

“Kan di sini keagamaannya masih kentel, jadi banyak acara-acara seperti maulid. Selain itu juga memang lagi musim nikah, dan kondisinya di tengah pandemi. Jadi yang biasanya menyewa di gedung yang mayoritas cateringnya gas non subsidi, tetapi sekarang banyak yang di rumah masing-masing yang menggunakan catering lokal di sekitar rumahnya, yang mana mayoritas memakai gas elpiji subsidi,” katanya.

Dia mengaku, pihaknya sudah bekerjasama dengan pertamina yang punya kewenangan. Tambahnya, pihaknya sudah mengajukan persiapan untuk Natal dan Tahun Baru (Nataru) dengan sudah membentuk Satgas,”Sekitar 60 agen, dan semua agen dilibatkan menjadi agen siaga, dan setiap agen mneyiapkan 3 pangkalannya menjadi pangkalan siaga,” katanya.

Dia menjelaskan, secara keseluruhan, yang meliputi Lebak, Pandeglang, Serang, Cilegon mencapai 180 Satgas siaga pangkalan. Dimana mereka diusahakan oleh pihak agen supaya lebih dijadikan skala prioritas.

“Kami bekerja sama dengan pertamina dalam hal ini menggelontorkan tambahan dalam rangka Nataru, dan ada prioritas seperti di tempat wisata. Pertamina sejak tanggal 13 kemarin sampai akhir bulan nanti akan menambahkan jumlah tabung gas. Sekitar ada 420 ribuan. Mudah-mudahan kebutuhan masyarakat tercukupi kembali,” katanya. (Hendra/Drk)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan