Kepsek Tagih Janji Pemprov Banten Soal Subsidi Pulsa bagi Siswa

Joe
14 Jul 2020 20:02
2 menit membaca

KOTA TANGERANG (SBN) — Para kepala sekolah menengah atas negeri (SMAN) di  Kota Tangerang menanyakan soal janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang akan memberikan bantuan pulsa bagi siswa. Hingga hari ini, janji tersebut belum dipenuhi.

Janji itu pernah dilontarkan Pemprov Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten yang mengatakan akan memberikan pulsa untuk memfasilitasi KBM (kegiatan belajar-mengajar) daring melalui dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda).

Kepala SMAN 15 Kota Tangerang Roni Yunardi mengatakan sangat berharap bantuan yang dijanjikan tersebut benar-benar diberikan, terutama karena pemberian pulsa itu dianggap akan sangat membantu untuk KBM secara daring yang akan diberlakukan sampai Desember 2020.

“Harapan besar kalau ada karena untuk membantu siswa. Tapi, sampai saat ini belum ada,” ujarnya kepada SuaraBantenNews, Selasa (14 Juli 2020).

Roni menuturkan, bantuan itu ditanyakan lagi karena ia menerima pengaduan dan keluhaan dari beberapa orang tua murid yang harus membeli kuota selama diberlakukannya KBM secara daring, apalagi saat ini penghasilan mereka juga menurun.

Jika bantuan yang dijanjikan itu tidak juga di salurkan, lanjutnya, dia berencana akan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Siswa (BOS) dari pemerintah pusat untuk membantu siswa dalam rangka memperlancar KBM.

“Kita rencananya akan pakai dana BOS, tapi tidak semua. Itu hanya untuk siswa yang tercatat sebagai siswa tidak mampu,” ucapnya.

Mengenai nilainya, Roni menunggu kesepakatan dari seluruh sekolah di Kota Tangerang, khusunya SMA atau SMK negeri yang berada di bawah Provinsi Banten.

“Misalnya, kita sepakat untuk kuota 50 atau 100 ribu gitu. Jadi, ada kesepakatan dulu yang nantinya untuk murid setiap bulan,” jelas Roni.

Jika sudah ada kesepakatan, kata Roni, para orang tua murid akan dipanggil dan didata dengan menyerahkan nomor telepon yang digunakan untuk anaknya belajar.

Roni juga belum bisa memastikan apakah bantuan itu nanti berupa paket kuota atau uang tunai.

“Kalau sedikit, mungkin kita belikan paket kuota internet. Tapi, kalau banyak, nanti berupa uang yang nantinya dibelikan oleh orang tua murid,” pungkasnya. (Yadi/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan