Program Kurasaki Pemkab Tangerang Ciptakan Terobosan Baru

Ramzy
14 Mar 2019 22:59
2 menit membaca

Para guru terlihat menikmati tempat duduk dan meja yang terbuat dari tumpukan sampah plastik.

TANGERANG – Program Kurasaki (kurangi sampah di sekolah kita) yang digagas oleh Pemkab Tangerang, melalui Bappeda Kabupaten Tangerang dalam upaya menanggulangi sampah di sekolah. Selain menghimbau agar siswa membawa bekal makanan, program ini juga menciptakan terobosan baru untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari hasil jajanan.

Reduce (mengurangi sampah) merupakan salah satu sistem dalam program Kurasaki yang ditargetkan 75 persen sampah di sekolah berkurang, kini dalam prakteknya melebihi batas yang ditargetkan.

Dari 32 sekolah yang menjadi pilot project, dapat mengurangi sampah sampai 83 persen. Dalam aplikasinya mereka menggunakan pola ecobrick, sehingga sampai saat ini gundukan sampah yang ada di sekolah tinggal 17 persen lagi.

Imam Sutopo selaku Pokja AMPL Kabupaten Tangerang mengatakan, ada beberapa sekolah yang memaksimalkan reduce sampah dengan menggunakan pola ecobrick atau botol plastik yang dikemas dengan sampah plastik dengan kepadatan tertentu untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.

“Dari sampah jajanan kemasan industri tersebut dimanfaatkan menjadi sebuah kursi atau meja, caranya dengan menggunakan botol 600 sampai 1.500 ml, kemudian plastik dimasukan ke dalam botol yang sejenis serta dipadatkan, lalu dijajarkan dan diikat sehingga terbentuklah sebuah bangunan,” jelasnya, Kamis (14/3/2019).

Imam menambahkan, untuk sosialisasi program ini masih berjalan hingga akhir jabatan Bupati Tangerang tahun 2023. Dari tahun 2016 hingga saat ini sudah 150 sekolah yang tersosialisasikan. Untuk reward dari program Kurasaki ini nantinya sekolah akan mendapat program baru yaitu urban farming go to school (kebun sekolah), dengan konsep clean-green (bersih-hijau).

“Tahun ini kami akan melatih dua orang untuk mengikuti urban farming go to school, karena sudah melakukan program Kurasaki secara maksimal dengan presentasi pengurangan sampah hingga 90 persen. Mereka berasal dari SD Saga 6 Balaraja dan Sindang Sari 1 Pasar Kemis,” tandasnya. (res/Infokom)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan