Gubernur Banten Tetapkan Status Tanggap Darurat

Ramzy
3 Jan 2020 15:13
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Gubernur Banten Wahidin Halim menetapkan bencana banjir bandang di Lebak dan banjir di Tangerang sebagai Status Tanggap Darurat. Status tanggap darurat untuk wilayah Provinsi Banten meliputi Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan berlangsung selama 14 hari terhitung 1 Januari 2020 hingga 14 Januari 2020.

Surat Keputusan Status Tanggap Darurat itu didasarkan atas pernyataan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) nomor UM.103/106/KTSL/XII/2019 pada Kamis (16 Desember 2019) tentang Informasi Puncak Musim Hujan 2019/2020 dan Prakiraan Curah Hujan hingga 3 bulan ke depan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta, Keputusan Bupati Lebak nomor 366/Kep.1-BPBD/2020 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Alam Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kabupaten Lebak, dan Surat Pernyataan Tanggap Darurat Bencana dari Walikota Tangerang Nomor 366/04364-BPBD/2020 tanggal 1 Januari 2020.

“Bupati Lebak dan Walikota Tangerang sudah menyatakan status tanggap darurat sehingga Gubernur dapat menetapkan status Tanggap Darurat Bencana provinsi melalui SK (surat keputusan). Sudah ditandatangani,” ujar Gubernur pada Jumat (3 Desember 2020).

Gubernur mengungkapkan, ditetapkannya status Tanggap Darurat Bencana ini bertujuan agar penanganan terhadap dampak-dampak bencana dapat lebih ditingkatkan serta mengantisipasi adanya dampak yang meluas akibat bencana.

“Selain itu, curah hujan diprediksi masih tinggi, jadi kewaspadaan dan kesiapsiagaan, baik masyarakat maupun petugas, harus ditingkatkan untuk menghindari dampak yang lebih besar nantinya,” tuturnya.

Berdasarkan data sementara, banjir bandang di Kabupaten Lebak mengakibatkan kurang lebih 2.000 rumah terdampak; 14 jembatan rusak, termasuk 2 jembatan milik Provinsi Banten; dan 1 ruas jalan rusak.

Banjir wilayah Tangerang melanda hingga 56 titik banjir dan saat ini sudah disiapkan posko di berbagai titik. Pemerintah daerah saat ini terus melakukan inventarisasi titik-titik banjir dari yang terparah, sedang, hingga ringan.

“Jumlah kerugian secara material belum bisa diperkirakan karena masih menghitung jembatan hanyut, ditambah jalan, belum lagi di Kota tengerang cukup parah, ada 56 titik (banjir),”ungkapnya.

Selain itu, tim di lapangan juga masih mendata jumlah korban jiwa yang tewas akibat banjir. Pemerintah belum bisa menyampaikan berapa kepastian jumah korban jiwa. (Hendra/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan