Korban Banjir di Kohod Tangerang Minim Logistik

Ramzy
3 Jan 2020 16:09
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Terdapat 25 Rukun Tetangga (RT) di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang yang menjadi korban banjir akibat air dari sungai Cisadane yang meluap. Namum, bantuan logistik yang diterima oleh warga masih terbilang minim.

“Warga mulai mengungsi ke wilayah yang aman dari banjir. Sebanyak sekitar 655 kepala keluarga (KK) terpaksa meninggalkan rumahnya demi menyelamatkan diri,” ujar warga setempat Muhammad Yusuf kepada SuaraBantenNews, Jumat, 3 Januari 2020.

Yusuf menjelaskan, meski sudah ada bantuan yang diterima oleh warga. Namun hingga saat ini, warga yang menjadi korban masih kekurangan logistik.

“Yang terdampak hingga 655 kepala keluarga, jauh lebih banyak dari banjir sebelumnya,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tangerang tersebut.

Ia merinci, sebaran korban banjir tahunan itu di Kampung Tanjung Burung sebanyak 290 KK, Kohod 120 KK, Pintu Air Wetan 70 KK, Alar Kapling 90 KK, Alar Jiban 40 KK, Alar Indah 25 KK, Alar Bangka 20 KK dan Pintu Air Kulon 175 warga.

“Kondisi terkini sementara muara sungai Cisadane sudah mulai surut, namun di beberapa kampung Alar mengalami genangan air,” katanya.

Di lokasi desa yang persis terletak di Utara muara Sungai Cisadane itu, lanjutnya, Ansor telah menerjunkan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) untuk membantu para korban banjir. Selain itu, juga telah membuka posko.

“Ada dua posko relawan, posko Banser dan Lentera. Kami masih mendistribusikan logistik. Saat ini, logistik yang kurang seperti mie instan, makanan bayi, air mineral, obat-obatan serta pakaian,” pungkasnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan