70 Persen Pekerja di Banten Bukan Orang Banten

Joe
27 Feb 2020 15:51
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Pada 2019 Banten menempati urutan tertinggi pengangguran terbuka se-Indonesia. Salah satu penyumbang bagi tingginya angka pengangguran tersebut adalah banyaknya tenaga kerja yang bukan berasal dari Banten.

“Tenaga kerja di Banten 70 persennya berasal dari luar, sementara 30 persennya dari Banten,” ucap Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten Al Hamidi usai menghadiri acara Pemberian Penghargaan Nihil Kecelakaan Kerja di Pendopo Gubernur, KP3B, Kota Serang, Kamis (27 Februari 2020).

Hamidi menambahkan, di Banten ada sekitar 1,5 juta pekerja. Angka tersebut merujuk kepada pekerja yang menandatangani Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB).

“Kita inginnya pekerja antara dari luar dan dalam daerah itu seimbang, yaitu 50 persen 50 persen. Itu sudah target minimal,” tegasnya.

Menurut Hamidi, tingginya penyerapan tenaga kerja dari luar karena Banten sangat strategis sehingga menjadi daya tarik bagi penduduk daerah lain.

“Dari Pulau Jawa paling ujung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatra masuk ke Banten untuk mencari pekerjaan. Banten dikenal dengan kota seribu industri dan UMK-nya tinggi,” katanya.

Salah satu upaya yang telah dilakukan Disnakertrans Banten adalah dengan membuat Sistem Informasi Lapangan Kerja (Siloker) yang terkoneksi dengan semua perusahaan.

“Jadi, wajib dengan KTP asal Banten. Tapi, bukan berarti orang luar tidak bisa melamar kerja di Banten. Boleh, tapi harus diubah dulu KTP-nya menjadi beralamat di Banten,” katanya. (Hendra/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan