Usaha Anjlok, Pemilik PT Yuntex Indo Global Gantung Diri

Joe
2 Mar 2020 19:47
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Bok Chan Na (69) pemilik PT Yuntex Indo Global di Jalan Raya Gatot Sorbroto Km 10,5 Kampung Bitung, Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, ditemukan meninggal bunuh diri. WNA kelahiran Korea Selatan ini mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung diri di area pabriknya, Minggu (1 Maret  2020), sekitar pukul 15.00 WIB.

Kapolsek Curug Kompol Endang Sukmawijaya mengatakan korban adalah pemilik PT Yuntex Indo Global yang bergerak dalam bidang produksi logo sepatu dan sendal merk Carvil dan Bata.

“Korban meminta sopir EN untuk diantar ke pabrik dengan maksud tidak diketahui (pada Minggu, 1 Maret  2020). Setelah sampai di pabrik, tidak ada orang lain, selain satpam SR,” ujarnya, Senin, 2 Maret 2020.

EN melanjutkan, lalu korban menyuruh EN dan SR untuk meninggalkan pabrik dan meminta korban ditinggal sendirian. Sebelum ditinggal, korban meminta dijemput kembali pukul 14.00 WIB.

“Sekitar pukul 14.00 WIB saksi EN  datang ke pabrik dengan maksud menjemput korban, namun korban tidak ada di ruang kerjanya. Kemudian, EN menghubungi SR untuk bersama- sama mencari korban,” jelasnya.

Setelah pencarian, lanjut EN, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan menggantung di dalam pabrik. Di dekat tubuh korban ada perancah (steger) besi setinggi kurang lebih 2,5 meter dan tangga bambu sepanjang kurang lebih 1,5 meter.

“Keadaan tubuh korban sudah dalam keadaan kaku dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” pungkasnya.

Lin, Personalia PT Yuntex Indo Global menerangkan bahwa korban sering mengeluh karena dalam satu tahun belakangan ini usahanya menurun dratis, sedangkan karyawan harus digaji tepat waktu.

“Selain itu, korban juga sering mengeluh jika sering mendapat telepon dari sang istri yang berada di Korea Selatan dan korban pun kerap dimarahinya,” paparnya.

Kepolisan menyebut kematian korban diduga keras karena bunuh diri karena usahanya terus menerus menurun.

Keluarga korban membuat pernyataan menerima kematian korban sebagai musibah dan jenazah akan dikremasi di Indonesia, kemudian dibawa ke negaranya, Korea Selatan. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan