Penyebab 2 Kali Sesak Napas Para Santri di Pasar Kemis Masih Misterius, Apa Langkah Pemkab Tangerang?

Ramzy
3 Sep 2019 18:15
3 menit membaca

TANGERANG (SBN)-, Penyebab sesak napas massal yang kembali dialami belasan santri di Ponpes Nurul Hikmah, Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Senin, (2/91/9) kemarin belum juga terungkap.

Kepala Puskesmas Pasar Kemis dr. Salwah mengatakan, diagnosis penyakit yang dialami belasan santri itu belum keluar karena masih uji laboratorium. Namun ia menyampaikan, kondisi para santri sudah berangsur membaik.

“Kondisi meraka saat ini sudah dalam keadaan baik dan ceria serta sudah dipulangkan,” kata dr. Salwah kepada wartawan Suarabantennewscom Restu Bambang, Selasa (3/91/19).

Dia menyampaikan, keluhan para santri sa dengan peristiwa sebelumnya yakni sesak atau sulit bernapas. Bedanya, kata dia, pada kejadian pertama, sesak napas dipicu saat mencium aroma bau. Sedangkan kejadian yang kedua tidak mencium aroma bau.

Kepala Puskesmas Pasar Kemis dr. Salwah

Menurut dr. Salwah, para santri memang sempat mencium aroma bau tapi hanya hanya di pagi. Pada malamnya, kata dia, tak ada satu pun santri yang mencium aroma bau. Akan tetapi, lanjut dia, tiba-tiba sesak napas.

Baca juga: Anak Penderita ISPA Mencapai Ratusan, Kualitas Udara di Lingkungan Ponpes Nurul Hikmat Buruk?

“Entah penyebabnya belum kami ketahu, masih misterius,” ucapnya. “Tentunya dalam hal ini yang menyebabkan sesak napas tersebut masih belum diketahui,” dr. Salwah menambahkan.

Kami bertanya tanggapan dr. Salwah mengenai dugaan beberapa orang bahwa sesak napas yang dialami belasan santri itu karena kambuh. Namun kata dr. Salwah, dalam ilmu kedokteran, tidak ada sesak napas massal kambuh. Hal itu, dia menjelaskan, bisa terjadi apabila ada penyebabnya seperti keracunan.

dr. Salwah juga meragukan penyebab sesak napas itu akibat makanan yang dikonsumsi para santri. Pasalnya, kata dia, pada saat para santri mengalami sesak napas, para santri tidak sedang makan. Bahkan, kata dia, adalah salah satu santri yang makan di rumah. Saat tiba di pondok, belum makan mengonsumsi makanan apa pun. Tapi santri itu turut menjadi korban sesak napas.

“Ketika jam 8 malam dengar kabar sesak napas kembali. Dimungkinkan penyebab dari makanan dalam hal ini tidak ada,” kata Salwah.

Hingga saat ini atau setelah 2 kali peristiwa sesak napas para santri itu terjadi, belum juga dapat dipastikan penyebabnya. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang telah memeriksa beberapa lapak dalam radius 500 meter dari pesantren itu.

DLHK juga sudah mengambil sampel air, tanah, dan udara di lingkungan itu. Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari DLHK mengenai status kualitas lingkungan hidup di sekitaran pesantren itu termasuk hasil pemeriksaan lapak-lapak.

Dua perusahaan yakni CV. NAC (perusahaan kimia) dan PT. CKL (pabrik pengolahan oli bekas) yang disebut-sebut penyebab kotornya udara di lingkungan itu juga belum jelas sudah diperiksa atau belum.

Kami sudah mencoba meminta keterangan 2 perusahaan itu, namun pihak sekuriti menolak kedatangan kami dan menyampaikan bahwa perusahaan enggan memberikan pernyataan. (Restu/Sadi/Don).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan