Ratusan Relawan Bersihkan Hulu Cisadane

Redaksi
23 Sep 2019 22:23
3 menit membaca

BOGOR; SBN — Sungai Cisadane menjadi sumber air warga Tangerang. Ketersediaan air bersih yang diolah sejumlah perusahaan air minum diambil dari sungai ini. Belakangan kualitas airnya terus menurun akibat banyaknya sampah dan limbah yang dibuang ke sungai yang berhulu di Bogor, Jawa Barat.

Sejumlahrelawan turun langsung membersihkan hulu Sungai Cisadane di Caringin Bogor, Senin (22/9). Kegiatan ini diprakarsai PT Multi Bintang Indonesia Tbk bersama warga sekitar Sungai Cisadane.

Dikatakan Ika Noviera, Coorporate Affair Director Multi Bintang, inisiatif pengambilan sampah di hulu Sungai Cisadane merupakan kolaborasi Multi Bintang dengan klub Arung Jeram Cisadane dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara dengan tujuan melindungi sumber air sungai Cisadane.

“Limbah yang ada di sungai Cisadane sekitar 84% berasal dari sampah domestik,” kata Ika kepada awak media.

Sampah yang diambil di hulu sungai Cisadane, kata Ika, disortir lalu dipindahkan ke fasilitas daur ulang. “Sampah hasil dari sungai Cisadane yang terkumpul hingga berton-ton,” ungkapnya.

Selain itu, peningkatan ancaman deforestasi mengakibatkan erosi tanah yang semakin memperburuk kualitas air. Maka, Kegiatan bersih-bersih sungai Cisadane sepanjang 7,5 km dibagian hulu akan berdampak pada orang yang tinggal di sekitar sungai.

“Sungai ini telah menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang dan kami percaya dengan gerakan kecil yang dilakukan bersama dengan komunitas sekitar akan menghasilkan efek yang besar dalam melindungi sumber air,” papar Ika.

Senada dikatakan Fakri Wahyudi, Kepala Bidang Tata Air Dinas PUPR Kota Tangerang, kondisi sungai Cisadane saat ini berada di tahap tiga yang berarti kondisinya cukup parah. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak bukan hanya pihak pemerintah untuk bersama-sama menjaga sungai Cisadane.

“Kegiatan ini sangat bagus, kepedulian terhadap sungai yang dilakukan oleh Multi Bintang agar bisa diikuti oleh pihak lain sehingga konservasi air kita dapat lebih baik lagi,” ujar Fakri.

Ia mengungkapkan, saat ini Pemkot Tangerang tengah memperbaiki sarana dan prasarana badan air termasuk mengantisipasi kekurangan air di musim kemarau di Kota Tangerang.

Fakri mengungkapkan, Balai besar wilayah sungai (BBWS ) sungai Ciliwung telah membantu Pemkot Tangerang dengan membuat turap mulai dari pintu air sepuluh hingga Kelurahan Panunggangan Barat. “Rencana akan dilanjutkan tahun depan,”katanya.
Selain itu pemkot Tangerang telah menganggarkan ratusan miliar untuk pembebasan lahan yang ada di pinggiran sungai. Namun pengerjaan akan dilaksanakan Kementerian PUPR. “Pemkot hanya menganggarkan pembebasan lahan saja, namun anggaran pengerjaannya oleh kementerian PUPR,” ungkap Fakri.

Pimpinan Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Sally Kailola mengatakan, sampah yang menumpuk di sungai akan mengancam keanekaragaman hayati. Hal ini juga akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup komunitas sekitar. Menurutnya, sungai adalah garda terdepan sebelum limbah mengalir ke laut. Limbah yang ada di sungai berasal dari lingkungan tempat tinggal, area umum, dan area industri yang dengan sengaja membuang limbahnya.

Ini artinya sampah akan menumpuk pada tepi sungai dan mengalir ke laut.
“Selain sampah, area industri yang membuang limbah ke sungai mengancam kehidupan yang ada diperairan dan sangat mempengaruhi dampak bagi kesehatan manusia juga”, paparnya.

Kegiatan bersih-bersih sungai Cisadane pada World Clean Up Day 2019 ini, lanjut Sally, merupakan program Multi Bintang bernama Brewing a Better Indonesia yang juga sejalan dengan United Nations Sustainable Development Goals. Programnya terdiri dari perlindungan sumber air, pengurangan emisi karbon, dan tumbuh bersama masyarakat.

“Kami sangat bangga sekali bisa bekerjasama dengan Multi Bintang untuk mendukung pihak pemerintah dalam mencapai Sustainable Development Goals dan air adalah salah satunya,” katanya.(des)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan