Relokasi PKL Stadion ke Kepandean Dianggap Menggantung PKL, SWOT dan PKL Ancam Duduki Pemkot Serang

Joe
11 Okt 2019 20:28
2 menit membaca

Jejen, Ketua SWOT, saat diwawancarai di Kampus Universitas Islam Negeri Banten, Jumat (11/10/2019).

Serang (SBN) — Organisasi mahasiswa Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT) Kota Serang menilai, kebijakan Wali Kota Serang dalam merelokasi pedagang kaki lima (PKL) Stadion Maulana Yusuf ke Kepandean tidak menyelesaikan masalah. Relokasi tersebut dianggap membuat PKL terkatung-katung karena konsumen di Kepandean tidak seramai di Stadion.

“Menempatkan PKL sebagi objek relokasi tidak tepat dilakukan. Kebijakan yang solutif adalah menata ulang tempat PKL agar terlihat kondusif dan rapi,” ucap Jejen, Ketua SWOT, di Kampus Universitas Islam Negeri Banten, Jumat (11/10/2019).

Dengan mempertimbangan penataan ini, imbuhnya, baik PKL maupun konsumen akan semakin nyaman dan pemerintah mendapatkan surplus dari retribusi pendapatan PKL.

“Dalam menjalankan kebijakan relokasi PKL, sebetulnya Pemkot Serang sudah melanggar Perda Kota Serang No 4 Tahun 2014, mulai tidak adanya upaya sosialisasi yang masif, tidak adanya pembinaan dan pemberdayaan terhadap PKL, sampai tempat relokasi yang cacat,” ungkapnya.

Polemik Pasar Kepandean sudah berlangsung lama. Walaupun dipaksa, PKL akan tetap menolak berjualan di tempat tersebut.

“Di kepemimpinan Syafrudin, penataan Kepandean sudah menghabiskan anggaran 355 juta, namun PKL tidak ada satu pun yang berjualan. PKL tentu bukan hewan yang bisa seenaknya saja digiring ke pembuangan,” tegasnya.

Tidak ada benang merah antara kebijakan Pemkot dan kepentingan PKL sehingga sosialisasi dan infrastruktur yang dibangun tidak memenuhi kebutuhan PKL. Ada yang ganjil dalam penyerapan anggaran tersebut. Jejen menilai, dalam realisasinya ada permainan yang sengaja dilakukan pemerintah maupun organisasi pemerintahan daerah.

“Semua khalayak tahu bahwa kebijakan relokasi PKL terkesan politis. Wali Kota terlalu memaksakan kehendak tanpa mencari solusi. Akibat dari ulah Wali Kota, rakyat melarat PKL menjerit di tengah ketidakpastian berdagang,” tuturnya.

Ketua SWOT ini menegaskan, jika Pemkot Serang tidak memberikan ruang PKL untuk berjualan kembali di Stadion, mahasiswa bersama PKL akan melakukan aksi demontrasi besar-besaran di Kantor Wali Kota Serang.

“Bahkan, kami akan menduduki Kantor Wali Kota Serang sebagai ungkapan kekecewaan PKL,” tutupnya. (Hendra/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan