Yohanes Yantono Nilai Pesananan Pembuatan Keris Mulai Sepi

Redaksi
1 Okt 2018 15:15
2 menit membaca

Solo – Keris merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan reputasi yang cukup terkenal di dunia. Pada masa kini, sebagian besar orang tidak lagi menganggap keris sebagai sebuah benda yang memiliki kekuatan magis. Kini banyak orang menilai keris sebagai sebuah benda seni yang memiliki nilai ekonomi untuk dijadikan cinderamata atau karya seni untuk koleksi.

Meski demikian, permintaan keris saat ini sudah jauh berkurang. Biasanya, permintaan keris bahkan datang jauh-jauh dari luar negeri, namun beberapa tahun terakhir ini tergolong sepi.

Yohanes Yantono, salah seorang pengrajin keris asal Kota Solo mengaku, pesanan pembuatan Keris dan tosan aji dirasakan masih sepi tidak seperti jamannya Presiden Suharto yang bisa dirasakan karena ramai pemesanannya.

“Keris adalah sebuah hasil budaya sehingga sampai kapan pun selalu ada peminatnya. Namun, sudah beberapa tahun ini pesanan pembuatan keris sepi,” kata Yantono saat mengisi acara di Kampus UPT Solo, Senin (1/10/2018).

Yantono yang merupakan lulusan teknik mesin Univesitas di Solo ini, memang sejak lama menggeluti usaha pembuatan keris dan tosan aji. Ia pun sering muncul sebagai narasumber diberbagai seminar yang berhubungan dengan keris.

“Ada 150 koleksi keris dari berbagai daerah dan dari berbagai zaman yang di pamerkan dalam workshop ini. Indonesia ini kaya akan budaya, setiap daerah juga memiliki bentuk keris yang khas,” ucapnya.

Perawatan keris hiasan ini, lanjut Yantono, sama dengan keris pada umumnya. Keris diberi warangan untuk membersihkan dan minyak pewangi. Perawatan keris dalam tradisi Jawa dilakukan setiap tahun, biasanya pada bulan Muharam atau Sura, meskipun hal ini bukan keharusan.

Bilah yang telah dibersihkan kemudian diberi warangan yang berupa kristal mengandung arsenikum untuk mempertegas pamor. Lalu dibersihkan kembali, dan kemudian diberi minyak pewangi. Minyak pewangi tradisional yang biasa dipakai seperti minyak melati atau minyak cendana yang diencerkan pada minyak kelapa.(Rat/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan