Bantuan Logistik Korban Banjir di Perum Mustika Tigaraksa Terbatas

Ramzy
20 Mei 2020 19:02
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Bantuan logistik yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang kepada korban banjir di Perumahan Mustika, Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang terbatas.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan korban banjir di perumahan Mustika Tigaraksa mencapai 528 kepala keluarga. Namun bantuan yang diterima hanya 108 paket yang berbentuk sembako berupa beras, minyak sayur, terigu dan gula pasir.

“Dari 5 RT, kami di sini ada 528 KK yang terdampak banjir. Tapi yang disalurkan oleh Pemkab Tangerang melalui Camat Tigaraksa hanya 108 paket saja,” ujar Sekretaris RW 09, Supardi kepada Wartawan, Rabu 20 Mei 2020.

Supardi menambahkan, walaupun jumlah sembako yang diterima terbilang minim, namun warga menerima, karena dianggap sangat membutuhkan. Terlebih rumah mereka masih tergenang air dan membatasi aktivitas di luar rumah.

“Ia mas dari 108 paket sembako yang diterima, kita bagi seadil-adilnya. Ada yang dapet minyak sayurnya saja, ada yang dapet berasnya saja dan ada yang dapat terigu sama gula pasirnya saja,” tegasnya.

Ia menjelaskan, paket sembako awalnya diterima oleh pihak RW langsung dari Camat Tigaraksa. Namun pembagiannya diserahkan langsung oleh masing-masing RT yang akan memberikan kepada warganya masing-masing.

“Ya mau gimana lagi, hanya segitu yang diberikan,” ujarnya.

Perlu diketahui, Perumahan Mustika yang berlokasi di Desa Pasir Nangka, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang merupakan perumahan yang rutin dilanda banjir. Terlebih jika aliran Sungai Cimanceuri meluap.

Terhitung sejak tahun 2007 silam itu, perumahan tersebut yang dilanda banjir rutin dan kini kondisinya semakin parah. Ketinggian air saat banjir sudah mencapai 1,5 meter.

Supardi menambahkan, upaya yang dilakukan baik dari pihak RT dan RW sudah mengajukan perbaikan turab kepada developer. Namun hingga saat ini belum ada realisasinya. Pengajuan dilakukan dari tahun 2018 hingga 2020 sudah dilakukan sebanyak dua kali. Di tahun 2020 pihak terkait hanya baru melakukan pengecekan.

“Sementara baru penanganan turab yang bocor, namun untuk peninggian turab yang warga harapkan tak kunjung dilakukan,” ujarnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan