Camat Tigaraksa Ajak Masyarakat Agar Tidak Termakan Hoaks Vaksin Covid-19

2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Beredarnya berita bohong atau hoaks vaksin covid-19 membuat sebagian masyarakat tak peduli kepada vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah. Camat Tigaraksa Rahyuni mengajak masyarakat, khususnya masyarakat Tigaraksa, untuk tidak termakan hoaks vaksin covid-19 tersebut.

Rahyuni mengatakan, keberadaan covid-19 saja masih ada sebagian masyarakat yang tidak percaya, bahkan mereka menganggap covid-19 merupakan sebuah konspirasi.

“Adanya covid-19 saja, ada masyarakat yang tidak percaya. Apalagi vaksinnya,” jelas Rahyuni, Kamis, 21 Januari 2021.

Ia mengungkapkan, setiap manusia pasti memiliki sudut pandang yang berbeda atas suatu hal. Masyarakat yang pro akan menganggap sesuatu itu baik. Sebaliknya, masyarakat yang kontra tentu akan menganggap hal itu tidak baik dan salah.

“Tentunya masyarakat harus jeli dalam menyikapi sebuah masalah dengan melihat dari berbagai sudut pandang,” tandasnya.

Menurutnya, hoaks ini telah merebak ke berbagai wilayah se-Indonesia. Bahkan, saat pemerintah belum memastikan untuk menggunakan vaksin Sinovac saja sudah banyak yang menebar hoax tentang penggunaan chip dalam alat suntik vaksin yang bisa mendeteksi berbagai keadaan.

“Ada juga kejadian di Jember. Masyarakat secara umum kan belum ada yang disuntik vaksin, baru relawan uji klinis . Tapi yang diisukan adalah masyarakat terkena dampak vaksin Sinovac, padahal kan bukan,” jelasnya.

Rahyuni menambahkan, informasi terbaru yang ia lihat di YouTube tentang pemberitaan vaksin disebutnya aneh sebab berbeda dengan pemberitaan pada umumnya. Dalam tayangan tersebut tidak ada unsur pemberitaan berupa 5-W+1-H yang menjadi standar dalam dunia pemberitaan atau jurnalistik.

“Siapanya gak tahu, kapannya gak tahu, dan di mananya juga gak tahu, tapi yang diberitakan adalah korban vaksin Sinovac,” ungkapnya.

Menurutnya, tidak ada satu negara pun yang tega membunuh rakyatnya sendiri karena setiap warga negara merupakan aset dan angkatan pertahanan sebuah negara. Bahkan, kata Rahyuni, di negara lain, agar dapat memiliki anak saja kehidupannya dibiayai oleh negara.

“Dengan banyaknya informasi di medsos yang bisa diakses oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja kita harus pandai mencari pembanding informasi tersebut,” pungkasnya.

Rahyuni juga mengimbau masyarakat, apabila mendapatkan informasi, jangan langsung percaya. Dalam bahasa agama Islam tentunya harus melakukan tabayun atau mengecek kepastian dan kebenarannya.

“Nabi juga selalu mengingatkan kepada umatnya untuk tabayun terhadap informasi agar kita tidak menjadi provokator di tengah masyarakat,” tutupnya. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan