PWI Banten Minta Wartawan Kompeten, Bukan Sekadar Label

Joe
7 Nov 2020 16:10
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten baru saja menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke XIV yang dilaksanakan di Aula Setda III Pemkot Cilegon, Sabtu (7 November 2020).

UKW yang dilaksanakan selama 2 hari Jumat – Sabtu (6-7 November 2020) diikuti oleh 34 wartawan dari jenjang muda, madya, hingga utama. Dalam UKW Banten yang merupakan pelaksanaan ke 480 diseluruh Indonesia itu.

Diketahui 2 peserta tidak hadir dan 32 peserta yang mengikuti ujian dinyatakan lulus oleh penguji, mereka terbagi dalam peserta UKW Utama 4 orang, peserta UKW Madya 6 orang, dan 22 peserta UKW Muda.

Ketua PWI Banten, Rian Nopandra menyampaikan, setelah peserta yang mengikuti UKW dinyatakan lulus, mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan tugasnya.

“Predikat ini jadi tanggung jawab besar untuk semua, jadi label kompeten ini bukan untuk main-main, tetapi titik awal menjadi lebih baik,” kata Rian.

Dirinya berharap, seluruh peserta yang telah mengikuti uji kelayakan tersebut tidak cepat berpuas diri dan terus meningkatkan kemampuan untuk meraih jenjang yang selanjutnya.

“Jangan berenti sampai disini, terus belajar untuk memberikan yang terbaik bagi dunia jurnalis,” ujar Rian.

Ditempat yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal PWI Pusat, Suprapto menyatakan kebanggaannya atas dinyatakan kompeten seluruh peserta UKW Banten.

Namun, Suprapto berharap lulusnya peserta dari UKW tersebut bukan merupakan puncak dari segalanya dalam jurnalis. Dia mengatakan ujian sesungguhnya ada saat seorang wartawan mengaplikasikannya di lapangan.

“Harus bisa menjadi contoh teladan, benar-benar jadi produk jurnalistik yang menyejukkan, menjadi inspirasi bagi kehidupan yang lebih baik,” tuturnya.

Suprapto juga berpesan, sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia, wartawan harus mampu menyaring setiap pemberitaan yang akan disampaikan ke publik.

“Saat menulis, wartawan harus memikirkan dampaknya. Teman-teman yang sudah kompeten pasti tahu terhadap dampak dari sebuah tulisan. Hal ini tentunya untuk dapat menciptakan kedamaian dan proses kehidupan yang lebih baik,” tandasnya. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan