Hujan Semalam, Cilegon Dikepung Banjir Akibat Rusaknya Resapan dan Saluran Air

Joe
27 Jan 2020 13:48
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Curah hujan yang mengguyur Kota Cilegon semalam menjadikan kota industri, perdagangan, dan jasa ini dikepung banjir, Senin (27 Januari 2020). Ada 25 titik yang tersebar se-Kota Cilegon. Salah satunya, Lingkungan Kruwuk, Kelurahan Rawa Arum.

Nasehudin, Ketua RT 03/01 lingkungan Kruwuk Kelurahan Rawa Arum, mengatakan banjir kali ini tidak hanya melanda lingkungan Kruwuk, melainkan juga banyak tempat lainnya. Menurutnya, Kruwuk adalah hilir, sedangkan hulunya ada di wilayah Grorol. Namun, katanya, saluran dari hulu itu sudah bagus, hanya terputus di Kali Pabuaran, Grogol.

“Kalau hulu, saya lihat drainasenya sudah bagus sebenarnya, kanan kiri TPT kalinya. Cuma, begitu sampai di Kali Pabuaran, Grogol, di sini terputus, tidak ada saluran pembuangan sampai ke laut. Jadi, kalau debit besar, maka air itu meluber,” katanya.

Karena kejadian banjir yang terus menerus menimpa lingkungan Kruwuk, Naseh berharap pemerintah secepatnya mengambil langkah agar banjir tidak terus berulang.

“Harapan saya, secepatnya dibuatkan jalan tembus Kali Grogol sampai ke hilir, sampai pembuangan ke laut, karena resapan air itu yang diuruk oleh PT Lotte,” ungkap Naseh.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kota Cilegon, Gayatra Lumbay, mengatakan ada 25 titik banjir akibat hujan semalam. Menurutnya, tahun ini sudah dilakukan mitigasi bencana dengan melakukan pembersihan di 33 titik sungai di Cilegon.

“Banjir yang terjadi pada hari ini ada 25 titik. Pada tahun ini, kami (BPBD) bersama dengan pihak kelurahan, kecamatan, tagana, masyarakat, dan pihak industri sudah melakukan pembersihan di 33 titik sungai yang ada di seluruh kecamatan,” katanya.

Gayatra menambahkan, kesulitannya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah serta berdirinya bangunan pada serapan-serapan air dan di atas darainase karena itu salah satu penyebab terjadinya banjir. Oleh karena itu, ia berharap agar  persoalan ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan.

“Perlu adanya kerjasama, baik pemerintah (dinas perkim), kelurahan, kecamatan, maupun masyarakat, untuk bersama-sama tidak membuang sampah sembarangan dan tidak mendirikan bangunan di daerah resapan air dan drainase,” tutupnya.

Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD Fraksi Gerindra yang juga Ketua Komisi II Faturohmi mengatakan, Pemerintah Kota Cilegon diharap segera menindaklanjuti, mengingat pihak industri sudah bersedia untuk melakukan normalisasi sungai.

“Khusus banjir di Rawa Arum, kami minta Pemkot segera menindaklanjuti hasil hearing komisi II dengan Lotte, PCM, KIEC, Candra Asri, dan Air Liquide. Jangan sampai hasil kesepakatan tidak ditindaklanjuti dengan cepat, padahal industri yang pada saat itu mengikuti rapat semuanya sudah sepakat akan membantu normalisasi sungai,” tandas Faturohmi. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan