Sembilan Tahun Tinggal di Rumah Reyot, Ini Kisah Iyum yang Bertahan Hidup dari Botol Air Mineral

Ramzy
15 Okt 2019 17:31
4 menit membaca

Yumnah atau Iyum saat membersihkan botol air mineral

TANGERANG (SBN)-, Seorang wanita yang mengenakan kaus warna putih yang sudah kusam dan celana warna merah sedang membersihkan tumpukkan botol air mineral.

Saat kami datang ke rumah wanita itu, suasana begitu lengang. Sesekali ada suara ayam dan denyit pohon-pohon bambu yang berada di sisi kanan rumah perempuan itu.

Nama perempuan itu Yumnah, ia berusia 65 tahun. Namun Yumnah lebih senang dipanggil Iyum. Selama 9 tahun ia tinggal sendiri di rumahnya di Desa Matagara, RT. 02 RW. 03, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Desa Matagara letaknya tak jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang.

Kondisi rumahnya, nyaris ambruk. Rangka rumah yang didominasi kayu berdinding bilik bambu nampak tak sanggup menahan beban ratusan genting di atasnya.

Untuk menahan agar rumah tak tumbang, Iyum memasang beberapa batang bambu di sisi kanan dan kiri rumahnya. Sementara dinding dari bilik bambu yang mulai jebol tak sempat dibenahi. Ia biarkan dinding menganga yang membuat angin bisa keluar masuk dengan bebasnya.

“Kalau malam ya angin besar masuk. Dingin banget apalagi lantai rumah saya bukan ubin tapi tanah,” kata Iyum kepada reporter kami Sadi Wijaya, Selasa (15/10/19).

Pintu lemari, plastik, dan terpal bekas untuk menahan dinding

Nampak bekas pintu lemari ia gunakan untuk menambal dinding yang jebol. Tak hanya itu, Iyum juga memanfaatkan plastik dan terpal bekas yang berukuran lumayan besar untuk menutup dinding bilik yang rusak.

Iyum bercerita, tahun 2010 ia tinggal oleh suaminya yang menikah lagi. Saat ditanya alasan sang suami meninggalkannya, Iyum menduga ia ditinggalkan lantaran tidak bisa memberikan keturunan.

Ya. Iyum memang tak memiliki anak. Oleh karena itulah, sejak suaminya pergi 9 tahun silam, ia tinggal sendirian.

Iyum mengaku khawatir tinggal sendiri di rumah itu. Sebab, andai ada angin kencang, rumah yang ditinggalinya rawan roboh. Namun Iyum berkata, tak ada pilihan lain selain tetap tinggal di rumah itu bertemankan kekhawatiran.

“Bagaimana untuk makan dan kebutuhan ibu sehari-hari?,” tanya reporter kami.

“Lihat saja itu,” jawab Iyum singkat sambil menunjuk tumpukkan botol air mineral.

Untuk makan dan mencukupi kebutuhannya, Iyum saban hari membersihkan botol air mineral bekas dari kotoran, sisa air, dan label kemasan. Botol-botol berbahan plastik itu adalah milik pengepul barang rongsok yang berada tak jauh dari rumahnya.

“Kalau sudah bersih, botol diambil sama yang punya, ibu dikasih uang,” kata dia.

Saat ditanya jumlah uang yang biasa ia dapat dari membersihkan botol, Iyum mengaku jumlah yang ia terima tak menentu.

“Tergantung untung yang punya botol saja,” kata Iyum.

Uang hasil membersihkan botol, kata Iyum, ia kumpulkan untuk modal berjualan nasi uduk. Sejak beberapa bulan lalu, bila pagi Iyum berjualan nasi uduk. Siang sampai sore membersihkan botol air mineral bekas.

Meski tinggal sendiri di rumah yang berpotensi berbahaya bagi si penghuni, Iyum enggan merepotkan siapa pun. Baginya, selama masih diberi kesehatan, ia akan berusaha atau bekerja apa pun untuk menyambung hidup.

“Nu penting mah halal, teu ngarepotkeun sasaha,” ujar Iyum dengan bahasa Sunda yang artinya “yang penting halal dan tidak merepotkan siapa pun”.

Iyum mengaku, pernah ada perangkat rukun tetangga (RT) setempat yang datang ke rumahnya. Saat itu, kata Iyum, perwakilan RT itu mengaku hendak memberikan bantuan. Namun, setelah datang dan mengambil gambar, tak pernah ada kejelasan hingga saat ini.

“Dulu pernah ada yang datang dari RT. Foto-foto dan tidak ada datang lagi,” ucap Iyum sambil terus membersihkan botol.

Iyum, berdiri di depan rumahnya

Iyum tak dapat membayangkan bila musim penghujan datang. Sebab bila hujan, air masuk dengan derasnya ke dalam rumah. Lantai dari tanah, kata dia, menjadi becek dan lembab. Ia pun berharap dapat rezeki atau ada yang tergerak membantu merenovasi rumahnya.

“Takut penyakit, takut roboh juga rumahnya,” ujarnya. (Sadi/Don).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan