40 Warga Kabupaten Tangerang Terjangkit DBD

Ramzy
17 Feb 2020 18:31
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Sebanyak 40 warga Kabupaten Tangerang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Yaitu penyakit yang disebkan oleh nyamuk Aedes Agypti.

Kasus ini terungkap, berdasarkan pengakuan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi kepada SuaraBantenNews, Sabtu, 15 Februari 2020.

Hendra merilis jumlah kasus DBD sejak awal Januari 2020 hingga saat ini terdapat 40 orang yang terjangkit DBD. Data ini, ia peroleh dari laporan seluruh rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Tangerang.

“Kasus ini tidak meningkat signifikan, seperti per-Januari 2019 kemarin ada 178 kasus. Tapi Januari 2020 hingga saat ini hanya ada 40 kasus,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Ia menambahkan, dari 40 kasus yang berhasil dirilis seluruhnya belum didapati korban jiwa (pasien yang meninggal). Saat ini, kata dia, yang dirawat di rumah sakit mencapai 10 persen dari jumlah seluruh pasien.

“Sebagian pasien sudah ada yang dipulangkan dan sebagian juga masih ada yang dirawat,” ujarnya.

Untuk penanganan, kata Hendra, jika pasien trombositnya masih tinggi di atas 100.000, mereka cukup berobat di puskesmas saja. Namun, lanjutnya, jika trombosit pasien di bawah 100.000 maka harus segera dirawat di rumah sakit.

“Banyak korban yang terkena DBD berada di antara usia sekolah dan orang kerja yaitu 6-50 tahun,” jelasnya.

Untuk mengenali pasien menderita DBD, kata dia, ciri-cirinya hapir sama dengan flus biasa, demam, batuk, nyeri menelan dan ciri khasnya yaitu timbul bintik-bintik. Namun, kata dia, saat ini terdapat masalah baru, yaitu jarang timbul bintik tapi langsung mengalami pendarahan.

“Itu yang berbahaya dapat menimbulkan kematian jika lambat di bawa ke rumah sakit,” pungkasnya.

Berhubung musim penghujan masih berlangsung, ia meminta kepada masyarakat agar waspada. Apabila melihat air yang tergenang harus segera dibersihkan. Kemudian juga tempat yang menampung air juga harus dibuang.

“Air yang berada di atas rumah yang dicor itu biasa jadi tempat perindukan nyamuk, kebanyakan dari kita tidak sadar,” tutupnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan