Jangan Mudik! Jalur Tol dan Arteri di Kabupaten Tangerang Dijaga Ketat

Joe
25 Apr 2020 15:43
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Masyarakat di dalam atau di luar Kabupaten Tangerang diminta untuk tidak mudik atau pulang kampung. Polresta Tangerang sudah memulai Operasi Ketupat yang berlangsung 24 April–31 Mei 2020 mendatang.

Berbeda dari tahun sebelumnya, tujuan Operasi Ketupat yang dilaksanakan lebih awal ketimbang tahun lalu ini adalah melarang masyarakat yang hendak pulang kampung (mudik) menyongsong Idulfitri 1441 H. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya memutus persebaran Covid-19.

“Biasanya, Operasi Ketupat dimulai satu minggu sebelum Lebaran, sekarang dimulai satu bulan sebelum Lebaran,” ujar Kanit Turjawali Polresta Tangerang IPTU I Made Artana kepada SuaraBantenNews, Sabtu, 25 April 2020.

Made mengatakan, penjagaan ketat telah diberlakukan di sepanjang jalur tol dan arteri wilayah hukum Polresta Tangerang. Jalur arteri dijaga jajaran Polresta Tangerang, sedangkan jalur tol dijaga Korlantas Polri dan jajaran Polda Banten.

“Ada dua titik pemberhentian di jalur tol. Di antaranya Gerbang Tol Bitung bagi kendaraan dari arah Jakarta-Merak dan Gerbang Tol Cikupa bagi kendaraan dari arah Merak-Jakarta,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kendaraan yang kedapatan membawa penumpang mudik, baik menuju Jakarta maupun Merak, akan dialihkan keluar tol menuju jalur arteri. Setelah itu, mereka langsung diputarbalikkan. Semua kendaraan umum dan pribadi tidak bisa lolos karena petugas pun sudah menjaga ketat di beberapa titik jalur arteri.

“Petugas berjaga di Gerbang Citra Raya, Balaraja Timur, Balaraja Barat dan Jayanti (daerah perbatasan) serang. Selain itu, ada di perbatasan Kronjo-Tanara, Adiyasa-Rangkas Bitung, Bogor-Tenjo,” tegasnya.

Menurutnya, angkutan bus sudah banyak yang tidak beroperasi, tetapi di lapangan masih ada saja beberapa yang tetap beroperasi. Oleh karena itu, kata Made, personel gabungan terus dikerahkan agar siap siaga sepanjang hari dengan pembagian shift.

“Kemarin ada 10 bus dan sekitar 4 mobil yang berhasil kita balik-kanankan. Adapun pemudik dengan menggunakan sepeda motor masih belum terlihat,” tuturnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik sebagai upaya mendukung program pemerintah di situasi pandemi Covid-19 saat ini. Menurutnya, peran masyarakat agar tidak mudik sebagai upaya memutus penyebaran mata rantai Covid-19.

“Karena penyebaran virus Covid-19 ini sangat mudah,” ungkapnya.

Made menambahkan, apabila budaya mudik masih terus dilakukan, ia menganggap itu sangat rentan dalam persebaran Covid-19. Oleh karena itu, kata Made, pelarangan mudik harus diberlakukan sejak dini.

“Ditambah saat puasa kondisi tubuh manusia cukup lemah, dan rentan terpapar virus,” ujarnya.

Made menambahkan, untuk membedakan antara pemudik dengan yang bukan pemudik dapat diketahui dari barang yang dibawa, plat kendaraan yang dari luar daerah, dan bisa menanyakan langsung kepada pengemudi itu sendiri. (Restu/Atm)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan