IMC Gelar Dialog ‘75 Tahun Indonesia Merdeka, Cilegon Dikepung Polusi Udara’

Joe
24 Agu 2020 20:37
3 menit membaca

CILEGON (SBN) — Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) bersama para kader dan lintas organisasi mengadakan dialog dengan tema “75 Tahun Indonesia Merdeka, Cilegon Dikepung Polusi Udara” untuk menyikapi kurangnya perhatian terhadap aktivitas industri yang banyak mencemari lingkungan. Kegiatan dialog berlangsung di salah satu kafe di Kota Cilegon, Minggu ,(23 Agustus 2020).

Miftahul Fahmi, ketua pelaksana dialog tersebut mengatakan, sebagai para pemuda yang terlahir di Kota Cilegon, IMC (Ikatan Mahasiswa Cilegon) merasa perlu membahas soal kualitas lingkungan, khususnya terkait dengan polusi udara di Kota Baja.

IMC juga mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa untuk terlibat dan berkontribusi dalam kemajuan pembangunan di Kota Cilegon melalui keterlibatan aktif dalam mengawal kebijakan yang terkait dengan lingkungan hidup di Kota Cilegon.

“Kualitas lingkungan di Kota Industri ini harus tetap bersama-sama kita jaga dengan baik,” ujarnya, Senin (24 Agustus 2020).

Senada dengan Miftahul Fahmi, Ketua IMC Kota Cilegon Rizki Putra Sandika siap mengajak seluruh elemen pemuda dan masyarakat agar bersama-sama mengawal dan melakukan sesuatu dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup di Kota Cilegon ini.

Masih kata Rizki, sebagai pengawas kebijakan (agent of control), IMC terpanggil untuk bisa mengawal proses pembangunan yang tidak boleh mengesampingkan dampak lingkungan di Cilegon.

“Khusus untuk Hari Kemerdekaan tahun ini kita memberikan teguran karena saat ini industri yang ada telah banyak mencemari lingkungan kota ini dan memberi ancaman bagi kualitas hidup masyarakat,” ujar Rizki.

Sebagai warga Cilegon, kata Rizki, ia merasa akan lebih berbahaya apabila perusahaan yang mencemari lingkungan dibiarkan sehingga akan berdampak pada buruknya kualitas udara. Selain itu, kesehatan masyarakat dan lainnya juga akan terganggu.

“Kami ingin industrialisasi di Cilegon tidak mengesampingkan asas kemanusiaan, lingkungan, lapangan kerja, dan sumber daya alamnya,” kata Rizki.

IMC juga menyoroti sejumlah investasi baru yang berpotensi menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan serta kehidupan masyarakat Kota Cilegon ke depannya, seperti rencana berdirinya pabrik Lotte Chemical, PT Chandra Asri, dan PLTU 9-10 Suralaya.

“Ditambah lagi saat ini di PLTU Indonesia Power sedang mencuat soal kasus radioaktif tenaga nuklir yang tak berizin yang sedang diproses dan ditindak Polri. Ini satu ancaman serius, tentunya. Belum lagi, persoalan perizinan dan dampak industri di Cilegon ini, seperti di daerah Ciwandan pun akan dilakukan pembangunan pabrik kimia baru Chandra Asri dua. Ini harus disikapi serius,” tandasnya.

Dalam dialog bertema “75 Tahun Indonesia Merdeka, Cilegon Dikepung Polusi Udara” itu hadir beberapa figur publik, di antaranya Mad Haer Effendi selalu aktivis Pena Masyarakat Banten, Ketua DPW PGK Banten Samsul Hidayat, Alumni IMC sekaligus anggota DPRD Provinsi Banten Dede Rohana Putra, serta para aktivis lingkungan. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan