Anak Penderita ISPA Mencapai Ratusan, Kualitas Udara di Lingkungan Ponpes Nurul Hikmat Pasar Kemis Buruk?

Ramzy
3 Sep 2019 13:47
2 menit membaca

TANGERANG (SBN)-, Belasan santri SMP IT Pondok Pesantren Nurul Hikmat, Kampung Bugel, Desa Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis kembali mengalami keracunan sesak napas. Peristiwa itu sudah terjadi 2 kali dalam rentang waktu berdekatan. Diduga penyebabnya adalah buruknya kualitas udara akibat tercemar paparan limbah senyawa kimia.

Kami menggali informasi mengenai jenis penyakit yang kerap dikeluhkan warga di desa itu. Kami menghimpun data di 3 klinik yang berada di kampung itu yakni klinik Bidan Suhanah, Bidan Reni, dan Bidan Irma.

Dari 3 klinik itu, diperoleh data bahwa angka pengidap penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) cukup tinggi. Mayoritas penderita adalah anak usia di bawah 5 tahun.

“Penderita ISPA mayoritas anak berusia di bawah lima tahun yang berdomisili di Kampung Bugel,” demikian kata bidan Suhanah kepada kami, Senin (2/9/19).

Angka anak yang menderita ISPA di 3 klikik itu pada bulan Juli 2019 sebanyak 99 anak. Angka itu meningkat pada bulan Agustus 2019 yakni mencapai 153 anak.

Angka penderita ISPA dari 3 klinik itu ternyata relevan dengan data anak yang menderita ISPA di Puskesmas Pasar Kemis. Kepala Puskesmas Pasar Kemis dr. Salwah mengatakan, dari 10 penyakit besar, penderita penyakit ISPA meduduki urutan kedua setelah penyakit hipertensi.

“Terhitung di Bulan Juli 2019 tercatat penderita ISPA sebanyak 129 pasien dan bulan Agustus 2019 terdapat 211 pasien,” tukasnya.

Seperti halnya data yang didapat dari 3 klinik, data dari Puskesmas Pasar Kemis pun menunjukkan tren peningkatan penderita hanya dalam durasi waktu 1 bulan.

Bahkan pada tahun 2018, kata. dr. Salwah, penyakit ISPA menduduki urutan kedua dengan jumlah pasien sebanyak 1636 orang. Adapun urutan pertama tetap penyakit hipertensi dengan jumlah pasien sebanyak 1917 orang.

Penelusuran data ini kami lakukan untuk mencari relevansi terkait peristiwa keracunan sesak napas yang dialami para santri di ponpes itu. Peristiwa itu bahkan 2 kali terjadi dalam rentang waktu berdekatan.

Kami masih meminta keterangan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang untuk mengonfirmasi langkah yang akan dilakukan serta solusi yang akan diambil agar peristiwa tidak terulang. (Restu/Sadi/Don).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan