Potensi Unik Desa Babat, Kaligrafi Bambu dan Pengolahan Ikan Pindang

Ramzy
25 Okt 2019 10:27
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) – Pengolahan home industri seperti membuat ikan pindang dan kaligrafi bambu merupakan potensi unik yang dimiliki oleh masyarakat Desa Babat, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang.

Potensi masyarakat seperti membuat ikan pindang sudah biasa dilakukan, tetapi membuat ukirab lafal arab atau kaligrafi di atas sebilah bambu sangat membutuhkan kemampuan khusus. Tentunya, dari tangan kreatif mereka, mampu menyulap benda tidak layak guna tersebut menjadi layak guna.

Penjabat (PJ) Desa Babat, Oman Surahman mengatakan, selain dari program pembangunan desa yang sudah mencapai 70%, ada beberapa potensi penduduk Desa Babat yang sangat menonjol seperti dari kerajinan tangan kaligrafi bambu dan pengolahan ikan pindang.

“Dari sekitar 7500 penduduk Desa Babat yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, buruh, ada juga yang berwiraswasta. Namun, ada beberapa potensi yang sangat menonjol dari penduduk Desa Babat yaitu kerajinan kaligrafi bambu dan pengolahan ikan pindang,” ujarnya, Kamis (25/10/2019).

Ia menuturkan, bahwa salah satunya potensi penduduk Desa Babat yaitu membuat kerajinan tangan kaligrafi bambu yang sudah berjalan hampir lima tahun. Karena, kata dia, kerajinan tersebut sudah mulai muncul sejak tahun 2015 yang dilakukan secara turun-temurun.

“Di Desa Babat, baru ada satu titik yang fokus dalam hal pembuatannya,” kata Oman.

Ia menjelaskan, pembuatan kaligrafi bambu ini, dibutuhkan orang yang mempunyai keahlian khusus di bidang kaligrafi. Oleh karena itu, kata Oman, di Desa Babat hanya baru ada satu titik lokasi pembuatannya dan sudah mempunyai karyawan.

“Namun, proses pemasaran kaligrafi bambu tersebut sempat terhambat karena masih kurangnya minat dari konsumen, tetapi produksi masih terus diberjalan,” tandasnya.

Kemudian, sambung dia, di samping kerajinan membuat kaligrafi bambu, penduduk Desa Babat pandai melakukan pengolahan ikan pindang baik berbahan dasar ikan yang berasal dari air tawar maupun air laut.

Lokasi pengolahan ikan pindang ini bertempat pada satu blok. Karena masyarakat pada satu blok tersebut pandai dan mahir dalam pengolahan ikan pindang. Maka, lanjut dia, blok tersebut kini dinamakan sebagai blok pindang.

“Karena masyarakat yang mengelola hanya ada satu blok, jadi dinamakan blok pindang,” ucapnya.

Dalam satu hari, ujar dia, penduduk blok pindang dari pengolahan ikan pindang mampu menghasilkan ikan pindang sekitar satu kwintal lebih di setiap harinya.

“Untuk pemasaran sudah dipasarkan dipasar-pasar tradisional seperti, Pasar Parung Panjang, Pasar Curug, Pasar Korelet dan seluruh pasar-pasar terdekat Desa Babat,” tutupnya.(Adv)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan