Langkah-Langkah Pemprov Banten Turunkan Angka Pengangguran

Ramzy
6 Nov 2019 18:09
3 menit membaca

SERANG (SBN) — Pada beberapa kesempatan, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) menyampaikan bahwa salah satu tantangan Pemerintah Provinsi Banten saat ini adalah soal ketenagakerjaan. Sebagai daerah berkembang, Provinsi Banten menjadi salah satu tujuan pencari kerja dari berbagai daerah sehingga urbanisasi terus meningkat. Terlebih, nilai upah minimum di beberapa wilayah Banten masuk dalam peringkat tertinggi di Indonesia yang semakin menjadikan Banten daya tarik bagi daerah lain.

Gubernur melihat, persoalan ketenagakerjaan di Banten disebabkan banyak faktor sehingga membutuhkan penanganan melalui berbagai cara. Oleh karenanya, dalam berbagai kesempatan, Gubernur seringkali menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) agar dalam setiap program kerja dapat lebih memperhatikan output yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten. Disamping itu, Gubernur juga seringkali mengajak pemerintah kabupaten/kota agar terus bekerjasama untuk mendorong program-program unggulan yang mampu menyerap tenaga kerja.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan III tahun 2019 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perekonomian Banten atas dasar harga berlaku mencapai Rp168,91 triliun. Sampai triwulan III 2019, C-to-C (customer to customer) perekonomian Provinsi Banten tumbuh 5,40 persen. Pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, kecuali transportasi dan pergudangan serta pengadaan listrik dan gas. Pertumbuhan tertinggi ada pada lapangan usaha informasi dan komunikasi, yakni sebesar 8,94 persen.

Pada periode Agustus 2019, penduduk Provinsi Banten yang bekerja mencapai 5,56 juta orang, naik 230 ribu pekerja dibandingkan tahun sebelumnya. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Banten adalah sektor industri dan sektor perdagangan, masing masing sebesar 24,09 persen dan 20,91 persen. Sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus buruh/karyawan (3,12 juta orang). Persentase pekerja formal 58,74 persen pada Agustus 2019

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Banten mencapai 8,11 persen atau 490,81 ribu orang, lebih rendah atau turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 8,52 persen.

TPT perkotaan mencapai 7,58 persen atau lebih rendah dibandingkan perdesaan yang mencapai 9,48 persen. Hal ini terlihat pula pada struktur Lapangan Pekerjaan Utama. Penurunan tertinggi Lapangan Pekerjaan Utama terjadi pada sektor pertanian, pertambangan, dan penggalian yang mengalami penurunan dari 13,20 persen pada Agustus 2018 menjadi 9,94 persen pada Agustus 2019. Pada periode yang sama, pekerja bebas di pertanian turun dari 3,67 persen menjadi 2,27 persen.

Pemprov Banten mengarahkan pembangunan infrastruktur jalan yang menjadi kewenangannya untuk menghubungkan sentra-sentra produksi dan jasa agar lebih lancar dan lebih efisien dan menjadi saluran penyeimbang antar wilayah atas kue pembangunan di Provinsi Banten.

Pendirian BUMD Agribisnis diarahkan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh petani dengan memotong rantai distribusi, yaitu menghindarkan para petani dari sistem ijon dan jerat rentenir.

Bantuan keuangan kepada pemerintah desa dari Pemprov Banten juga didorong untuk mengembangkan potensi desa sehingga mampu menyerap tenaga kerja di desa serta menumbuhkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki desa.

Data BPS juga menyebutkan jumlah pelaku UMKM di Provinsi Banten mencapai 153.000 orang. Untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya UMKM, para pelaku UMKM mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk memperluas pasar melalui e-commerce, pemasaran melalui intenet.

Selain itu, para pelaku UMKM juga didorong dan didampingi untuk bermitra dengan para pelaku usaha menengah dan besar. Mereka juga dibantu dengan mempermudah pengurusan akte pendirian koperasi, ijin produk hasil olahan, ijin BPOM, sertifikasi halal, hingga pendampingan pengemasan yang atraktif dan menarik.

Gubernur WH juga mendorong para pelaku UMKM untuk memanfaatkan sentra-sentra keramaian untuk menjual produknya sebagai oleh-oleh khas Banten. (ADV)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan