Menteri Agamaku Seorang Jenderal

Ramzy
24 Okt 2019 12:07
OPINI 0
3 menit membaca

Sumber Foto: liputan6.com

Oleh: Abdul Jabar*

Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 telah terbentuk. Pada hari ke-3 setelah Presiden dilantik, teka-teki seputar jajaran menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin terjawab sudah.

Presiden secara resmi telah mengumumkan 34 menteri dan 4 pejabat setara menteri setelah memanggil calon-calon menterinya untuk memunculkan optimisme dan kepercayaan publik terhadap kabinet Indonesia Maju yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia.

Sebagai pembantu presiden, penunjukkannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Komposisi dan nama-nama yang dipilih merupakan prerogatif presiden. Saya sangat tidak yakin prerogatif Presiden kalah oleh “hak veto” para pemimpin parpol pendukungnya.

Jokowi bukanlah satu-satunya Presiden yang “sulit” untuk menentukan pembantunya. Hampir semua presiden, mulai Presiden Sukarno, tidak mudah memilih pembantunya. Selain masalahnya kompleks, juga banyaknya kepentingan yang harus diakomodasi sehingga harus hati-hati dan cermat.

Dari nama-nama menteri dalam kabinet periode 2019-2024, yang sangat menarik dan terlihat berbeda dari kabinet sebelumnya adalah Jenderal Purnawirawan TNI Fachrul Razi yang ditunjuk sebagai Menteri Agama dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Selama ini, ada pandangan kuat bahwa kedua jabatan menteri tersebut sudah lazim dijabat para tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Nadiem Makarim diangkat jadi Mendikbud dengan tujuan menghasilkan para ahli sesuai tantangan zaman, yaitu mempertemukan kebutuhan industri dan kebutuhan sekolah serta mendorong lahirnya para ahli di bidangnya.

Bagi saya, masuknya Fachrul Razi sebagai Menteri Agama ini gagasan menarik. Ini sebenarnya bukan hal aneh karena di era Presiden Soeharto jabatan tersebut pernah dijabat para tokoh dari kalangan militer, seperti Jenderal Alamsjah Ratu Prawiranegara dan dokter angkatan laut, Tarmizi Thaher.

Kementerian Agama memang tidak berkaitan langsung dengan pertahanan negara, namun para pejabat dari kalangan militer itu terbukti mampu menuntaskan tugasnya sebagai menteri agama dan berhasil menegakkan dan membina kerukunan hidup antarumat beragama dan pemerintah.

Seorang menteri agama tentu mempunyai tugas sangat berat di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang tak terbendung ditambah dengan menguatnya politik indentitas, benturan SARA, dan terpaparnya masyarakat oleh gerakan radilakisme yang mengancam keberadaan NKRI.

Yang perlu diingat, jabatan menteri agama adalah jabatan negara, bukan jabatan untuk agama tertentu. Jabatannya adalah Menteri Agama Republik Indonesia, bukan Menteri Agama Islam, bukan Menteri Agama Kristen, atau agama lainnya. Jadi, tugas menteri agama tentu bukan saja mengurusi umat Islam, seperti haji, ekonomi syariah, atau indrustri halal. Kebutuhan umat-umat lainnya juga harus dipenuhi karena, sekali lagi, jabatannya adalah Menteri Agama Republik Indonesia.

Terlepas dari itu, kita berharap, dengan kepemimpinan seorang mantan jenderal, citra Kementerian Agama sebagai kementerian yang bersih dan profesional akan bisa terwujud. Selain itu, kita juga berharap agar Pak Menteri bisa melaksanakan tugas dan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya sehingga suasana kehidupan keagamaan di Indonesia makin kondusif dan dinamis.

Tugas rakyat adalah mengawal, saling mengingatkan dan mengawasi pemimpin kita. Departemen Agama harus mampu menjadi kementerian terbaik yang para pejabatnya mampu memberikan teladan, bersungguh-sungguh membangun, dan bersemangat dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. Ekspektasi saya sangat besar pada sang Menteri Agama yang mantan jenderal itu.

Akhirulkalam, selamat bekerja untuk para menteri terpilih, semoga dapat menjalankan tugas dengan baik dan mampu mengatasi segala hambatan. Drama politik Pilpres telah berakhir. Rakyat kini menunggu bukti dan janji. Ayo, langsung kerja, kerja, kerja!

 

*Abdul Jabar adalah Pengurus Ponpes Yayasan Al-Insan dan pegawai Sekretariat DPRD Kota Cilegon


Penyangkalan: Setiap artikel yang dimuat dalam kategori Opini di Suarabantennews.com mencerminkan pendapat dan menjadi tanggung jawab penulisnya. Suarabantennews.com tidak menjamin validitas dan akurasi informasi yang disampaikan dalam opini tersebut.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan