Ibrohim Aswadi Sebut Banjir Kali Ini Terparah Selama Hampir Satu Dekade

Joe
5 Des 2020 09:00
2 menit membaca

CILEGON (SBN) — Anggota DPRD Kota Cilegon dari Fraksi Partai Demokrat Dapil Ciwandan–Citangkil menganggap banjir yang terjadi beberapa hari lalu adalah banjir terparah yang terjadi di wilayah Kecamatan Ciwandan selama 9 tahun terakhir.

“Ini banjir terparah selama 9 tahun terakhir. Banjir di sekitar pintu air, penauan dan kebanjiran Kelurahan Kubangsari, tegalratu ketinggiannya mencapai kurang lebih 2 meter,” katanya, Sabtu (5 Desember, 2020).

Menurutnya, kekhawatiran masyarakat akan banjir langganan itu sudah disampaikan kepada Pemerintah daerah sebelum memasuki musim penghujan. agar bagaimana Pemerintah bersama industri melakukan langkah langkah penataan, normalisasi, pengerukan lumpur dan pelebaran di sepanjang sepadan aliran kali dari hulu sampai ke hilir.

“Saya sebagai anggota DPRD Fraksi Persatuan Demokrat dan anggota komisi II mendesak Pemerintah Daerah agar segera melakukan penataan, normalisasi, pengerukan lumpur dam pelebaran di sepadan daerah aliran kali yang ada dari hulu hingga hilir,” ujarnya dengan nada tinggi.

Selain itu kata Ibrohim, gorong-gorong rel kereta api yang ada di sekitaran pintu air , penauan, kebanjiran di perlebar, gorong gorong jalan raya Cilegon-Anyar titik pintu air-penauan, tegalratu juga perlu diperlebar.

Lalu kemudian lanjut Ibrohim, beberapa titik di areal industri KS, dari Kubang Welut menuju PT KDL perlu dibuat sodetan baru yang langsung menuju ke laut lepas.

Beberapa titik yang kondisi perkampunganya sangat rendah, seperti pintu air- penauan, ciriu dan tegalratu, untuk segera dibuatkan titik tandon yang berfungsi menampung debit air yang tinggi.

“Ini selalu menjadi aspirasi yang terus menerus kami lakukan saat reses. Semoga masalah banjir tahunan bisa segera teratasi dengan cara melakukan duduk bersama antara Pemerintah, Industri dan Masyarakat, untuk mengambil langkah nyata,” paparnya.

Penyelesaian maslah banjir kata dia, perlu ada political will yang fokus, cepat dan tepat dari Pemerintah. Dan tentunya dilakukan secara terintegrasi dari kawasan hulu, tengah hingga hilir, dimana kawasan hulu khususnya area Jalur Lingkar Selatan (JLS). Karena area gunung dan bukit yang terus dikeruk perlu ditata, direkondisi dan direboisasi kembali. (Wawan)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan