HMI Minta Jajaran Direksi Bank Banten Dirombak

Ramzy
15 Des 2020 16:10
2 menit membaca

SERANG (SBN) — Badan Koordinasi (BADKO) HMI Jabodetabek-Banten mendorong agar Pemprov segera melakukan restrukturisasi atau perombakan terhadap management direksi Bank Banten saat ini. Terlebih sudah hampir tiga tahun terjadi double jabatan yang membuat kinerja top management tidak maksimal.

Hal tersebut dikatakan Wasekumbid Eksternal Badko HMI Jabodetabeka-Banten Aliga Abdillah. Menurut Aliga, jajaran direksi Bank Banten harus dilakukan perombakan atau penggantian direksi secara menyeluruh terutama pada tataran top management.

“Kami belum melihat adanya action yang jelas dari jajaran direksi Bank Banten, kecuali hanya kinerja berbagai pencitraan yang terus dilakukan. Jika kinerjanya seperti ini, kami melihat sangat pesimis terjadi perbaikan yang lebih baik terhadap kondisi Bank Banten saat ini,” jelasnya.

Aliga menambahkan, modal kerja pencitraan tanpa didukung dengan strategi atau langkah-langkah awal yang pasti tak akan menghasilkan sebuah perubahan.

“Contoh kecilnya direksi Bank Banten harus bisa menarik keyakinan dari kabupaten kota yang ada di Provinsi Banten yang hingga kini belum berhasil dilakukan oleh direksi,” ujarnya.

Selain itu, direksi juga harus bisa mengubah image yang sempat pudar dari nasabah dengan cara melakukan new branding, selain menutup sejumlah kantor cabang yang tidak efektif yang hanya membebani biaya operasional.

“Untuk itu kami melihat apabila dasarnya tidak dibenahi, akan ada proses hukum besar pada Bank Banten. Jika hal ini sudah terjadi, kapan Bank Banten bisa maksimal dan bisa hadir untuk rakyat Banten,” tegasnya.

Diakui Aliga, sejauh ini masyarakat Banten masih percaya besar kepada Bank Jabar Banten (BJB), hal ini bisa dilihat sebagian besar pemerintah kabupaten kota bekerjasama dengan BJB. Hal ini, tambah Aliga, tentunya jangan menjadi alasan bahwa BJB sudah lama, tapi bank banten harusnya bisa lebih membangun keyakinan dari nasabah yang sebelumnya sempat pudar.

“Kerja keras lagi, dan bukan pencitraan yang dibangun. Tapi pembuktian yang lebih penting,” tutupnya.(Hendra/zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan