Terkena Tumor dan Tak Ada Biaya, Pemain Voli Andalan SMAN Kampar Kiri Terancam Diamputasi

Joe
3 Feb 2020 15:01
2 menit membaca

KAMPAR KIRI* — Kemiskinan tidak hanya menyamarkan masa depan, tapi juga mengancam kehidupan. Kepedihan ini yang dirasakan Riska, siswi SMAN Kampar Kiri. Karena tak ada biaya berobat, siswi berbakat di bidang bola voli ini hanya bisa menerima nasib.

Riska Ramadila (17) yang berparas cantik itu juga terkenal di antara teman-temannya sebagai pemain bola voli andalan sekolah. Riska yang kini duduk di kelas itu hampir tidak pernah absen mengikuti olahraga ini, bahkan diduga olahraga inilah yang membuat kakinya terkena tumor ganas.

Tumor itu membuat Riska hanya bisa terbaring di rumah keluarganya, sebuah rumah kayu sangat sederhana di RT 03, RW 03 Kayu Mas, Kelurahan Lipatkain, Kecamatan Kampar Kiri. Meski rumahnya berada di tengah wilayah kelurahan dan berjarak hanya sekitar 2 menit dari kantor lurah, nasibnya hingga kini tetap berada di pinggiran.

Karena kelemahan ekonomi pula bengkak yang diderita Riska usai terjatuh saat main bola voli di sekolah pada Juli 2019 hanya diobati dengan urut tradisional. Memang, biayanya terlalu mahal buat pasangan Herianto dan Muzarniati (orang tua Riska) untuk membawa Riska berobat ke dokter atau ke klinik.

Perkiraan hanya bengkak kecil ini ternyata salah. Kaki kanan Riska terus membengkak, bahkan kini sudah hampir menyamai besar ukuran kepalanya. Dua bulan setelah insiden jatuh di lapangan voli itu Riska tidak lagi bisa banyak bergerak. Ia hanya bisa terbaring atau duduk di rumahnya.

Risma bukan tidak pernah coba dibawa ke rumah sakit. Mengandalkan BPJS Kesehatan lewat Kartu Indonesia Sehat, Riska sudah dibawa ke puskesmas, lalu dirujuk ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru. Namun, apa daya, biaya untuk berobat tidak ada. Terlebih lagi, menurut informasi dari RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Riska harus dirujuk ke Jakarta karena keterbatasan alat di rumah sakit tersebut.

“Mendengar nama Jakarta itu saja, orang tuanya yang memang orang susah langsung pusing. Untuk biaya mereka bolak-balik ke Pekanbaru saja susah, apalagi harus ke Jakarta. Karena itu, lewat ikatan alumni ini kami coba mencarikan bantuan untuk Riska,” terang Ahmad Syukur, Ketua Alumni SMAN 1 Kampar Kiri, Ahad (26 Januari 2020). (Rls/Atm)

*Berdasarkan laporan Hendrawan Kariman (Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan