20 Bayi di Kecamatan Tigaraksa Menderita Stunting

Ramzy
24 Feb 2020 13:56
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) —  Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tigaraksa merilis 20 kasus stunting yang dialami bayi di Kecamatan Tigarkasa, Kabupaten Tangerang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Puskesam dr. Eko Hartati kepada SuaraBantenNews, Senin, 24 Februari 2020.

“Bayi tersebut berasal di wilayah Tigaraksa, Kadu Agung, Tapos, Cileles, dan Bantar Panjang dari akhir 2019,” ungkapnya.

Menurutnya, Bayi diketahui menderita stunting dilihat dari tinggi dan berat badan saat ditimbang di Posyandu. Sebagai contoh seperti bayi umur 1,5 tahun harus memiliki ukura tinggi badan 150 cm dan berat badan 3 kg. Namun, setelah diukur dan ditimbang ternyata ukuran bayi 120 Cm dan beratnya kurang dari 3 kg.

“Stunting bisa disembuhkan, jika bayi usianya di bawah 2 tahun, karena kalau sudah di atas 2 tahun sudah agak susah untuk proses penyembuhan,” pungkasnya.

Menyikapi hal ini, pihaknya bakal mengadakan kegiatan sejenis Loka Karya mini (Lokmin) dengan melibatkan pihak desa dan Kecamatan Tigaraksa untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Dalam rangka menekan angka stunting di Kecamatan Tigaraksa.

“Biasanya kita ada lokmin 4 kali dalam setahun lokmin. Diselanggarakan baik di Kelurahan Tigaraksa, Desa Pasir Nangka dan Puskesmas,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya mengaku langkah yang sudah lakukan KP Asih yakni yang ada di posyandu dan pemberian pemahaman terhadap ibu-ibu kader kesehatan seperti di Desa Margasari.

“Kita udah ada sarjana asih eklusif, ada wisudawan juga. Jadi setiap bulan siapa yang sudah menyesaikan Asi ekslusif selama 6 bulan itu kita lakukan wisuda,” tandasnya.

Perlu diketahui, kata dia, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

“Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun,” tutupnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan