Kondisi Pasien Covid-19 Bisa Membaik Sementara, Lalu Makin Memburuk

Joe
23 Mar 2020 15:21
2 menit membaca

TANGERANG (SBN) — Ahli pulmonologi dari Tulane Medical Center di New Orleans, Amerika Serikat, Dr. Joshua Denson, mengatakan pasien terinfeksi virus korona (penderita Covid-19) biasanya merasakan sejumlah gejala, seperti demam, batuk berdahak, sakit kepala, sesak napas, dan kondisinya perlahan memburuk.

Pasien bisa mengalami gejala tersebut selama sepekan, lalu membaik atau malah bertambah buruk. Dr. Denson yang sudah menangani 20 pasien positif korona mendeskripsikan fase pertama penyakit sebagai “pemanasan yang lambat”.

Denson mengatakan hampir semua pasiennya yang sakit kritis memiliki kombinasi tiga masalah medis sebelumnya, yakni obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.

Hal serupa juga diungkapkan ahli pulmonologi lainnya, Dr. Ken Lyn-Kew dari National Jewish Health di Denver Amerika Serikat.

“Tampaknya, seperti ada periode saat tubuh mencoba mengukur bisa mengalahkan hal ini atau tidak. Terkadang, pasien merasa mulai membaik sebelum kondisi kesehatannya memburuk,” katanya, seperti dilansir NBC News.

“Ini yang kami temukan pada pasien. Mereka bilang OK dan tiba-tiba merasa kehausan, napas lebih pendek, dan nyeri dada,” tutur Lyn-Kew.

Ahli penyakit infeksi di Wake Forest School of Medicine Winston-Salem di North Carolina, Dr. Christopher Ohl juga mengamati perkembangan cepat gejala yang semakin parah.

“Mereka bilang, ‘Hei, rasanya aku sudah sembuh,” lalu dalam 20-24 jam, mereka menderita demam, kelelahan parah, batuk yang memburuk, dan napas pendek lalu, dirawat di rumah sakit,” katanya.

Orang dewasa yang lebih tua, lansia dan orang-orang dengan kondisi kesehatan kronis tampaknya paling berisiko terhadap penurunan kondisi kesehatan yang tiba-tiba ini. Oleh karena itu, mereka yang paling berisiko mengalami komplikasi harus memperhatikan gejala baru yang muncul, bahkan setelah mereka mulai merasa lebih baik.


“Jika gejala Anda mulai memburuk setelah Anda merasa lebih baik, maka Anda perlu menghubungi dokter Anda. Itu mungkin sesuatu yang perlu diobati dokter dalam keadaan darurat,” tutup Ohl. (Antara/SBN)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan