Penyebab Kematian Pengemudi Ojol Wanita di Cikupa Masih Belum Terungkap

Ramzy
25 Jun 2020 16:34
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Unit Laka Satlantas Polresta Tangerang merasa kesulitan dalam mengungkap penyebab kematian AES (43), pengemudi grab online wanita yang meninggal saat melintasi Jalan Raya Serang KM 15, Kampung Talagasari RT 012/001, Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, Senin 22 Juni 2020 sekira pukul 11.40 WIB.

Tiga orang saksi yang dimintai keterangan masih belum bisa menyampaikan kronologi pasti penyebab kematian AES. Pasalnya, mereka hanya menyaksikan AES yang telah terbaring tewas usai terjatuh dari kendaraan Yamaha Aerox yang ditumpanginya.

Kasubnit II Unit Laka Satlantas Polresta Tangerang, AIPTU Sofiyudin mengatakan, upaya yang telah dilakukan oleh kepolisian yaitu mengecek CCTV yang terpasang di masing-masing toko. Namun, kata dia, upaya itu pun tidak efektif, lantaran dari sekian rekaman CCTV tidak menghadap ke tempat kejadian.

“Rekaman CCTV semuanya hanya menghadap ke halaman toko saja,” ungkap Sofi saat ditemui di ruangannya, Kamis, 25 Juni 2020.

Sofi melanjutkan, untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya, m polisi juga telah meminta keterangan dari tiga orang saksi yang diketahui berada di sekitar TKP. Salah satunya Irawan, selaku pemilik barang berupa kemplang yang diturunkan dari truk puso yang ia tumpangi dari Palembang.

“Saksi di sekitar TKP telah diperiksa. Tapi ga ada yang melihat persis kejadiannya, mereka saat ditanya hanya memberi keterangan dari katanya,” tuturnya.

Berdasarkan pengakuan Irawan, kata Sofi, dari Palembang Irawan ngompreng truk yang memuat besi ke daerah Cikupa, dengan biaya jasa angkut sebesar Rp600 ribu. Saat tiba di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Irawan dan kernet truk menurunkan barang berupa kemplang. Usai menurunkan barang tersebut ia terkejut melihat korban pengemudi ojol yang jatuh dan tewas.

“Irwan mengaku di mobil tersebut terdapat terpal. Kecelakaan terjadi saat terpal hendak hendak tutup,” ucap Sofi.

Sofi menjelaskan, Irwan selaku pemilik barang telah dimintai keterangan selama lebih dari 24 jam. Namun sopir dan kernet truk puso tersebut hingga kini masih mendeteksi keberadaannya. Kepolisian telah mendapatkan no handphone kernet, saat pertama kali dihubungi terhubung, namun selebihnya tidak terhubung.

“Udah ada no handphone saat ditelfon, awalnya diangkat, selebihnya ga diangkat. Terakhir terlacak mobil truk puso tersebut ada di daerah Cibitung Bekasi,” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan permintaan keluarga korban tidak menginginkan adanya autopsi, hanya visum luar saja. Adapun hasilnya, lanjut Sofi, terdapat retak di bagian ubun-ubun, kemudian dari ada darah keluar dari mulut dan hidung.

“Hal itu terjadi karena saat terjatuh korban tidak memakai helm. Helmnya utuh alias tidak rusak, kemungkinan besar terlepas sebelum korban terjatuh,” tutupnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan