SUARABANTENNEWS – Bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2022 (BIK) dan juga momentum Sumpah Pemuda ke 94 pada tahun 2022 ini.
Bank Muamalat Indonesia, Muamalat Institute dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meluncurkan program literasi bersama, sebagai wujud komitmen sinergi antar stakeholder terkait dengan pengembangan kompetensi sumber daya insani di era digitalisasi, serta untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045.
Menurut hasil survei terkini dari OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan mencapai 49,9% dan tingkat inklusi keuangan sebesar 84,2%.
Ditargetkan, indeks literasi dan inklusi keuangan di tahun 2024 mendatang mencapai 90%.
Adapun untuk tingkat literasi keuangan syariah pada 2022 ini sebesar 23,3%.
Tentunya hal ini berita menggembirakan bagi kita semua. Namun, untuk mencapai hal tersebut diperlukan dukungan dan sinergi dengan berbagai pihak.
Chief Human Capital Officer Bank Muamalat Indonesia, Riksa Prakoso menyampaikan, bahwa kegiatan literasi dan sosialisasi terkait ekonomi dan keuangan syariah tidak dapat dilakukan secara parsial atau sendiri-sendiri.
Kolaborasi antar pihak seperti pelaku industri perbankan syariah, regulator, lembaga pendidikan, akademisi, dan kementerian/lembaga lainnya perlu di masifkan agar terjadi suatu keselarasan pemahaman di masyarakat.
“Kami di Bank Muamalat Indonesia memiliki visi menjadi bank syariah yang terdepan, oleh karena itu perlu ditunjang oleh sumber daya insani yang kompeten dan berdaya saing global, sehingga kami tanamkan nilai-nilai IDEAL (Islami, modern, dan profesional), contohnya program virtual internship yang kita luncurkan hari ini merupakan salah satu komitmen dari Bank Muamalat dan Muamalat Institute untuk mendapatkan talent-talent terbaik sebagai penerus dari Bank Muamalat di masa mendatang dan juga untuk mendukung pemerintah pada salah satu program dari merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemendikbud” ujar Riksa, dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Muamalat Institute selaku project coordinator, Anton Hendrianto mengungkapkan, peluncuran program literasi bersama ini meliputi tiga program, yaitu Program Virtual Internship yang ada di Bank Muamalat Indonesia untuk sejumlah posisi seperti Business Intelligence Analyst, UI/UX designer, Full Stack Developer, Product Development, dan Digital Marketing.
Program kedua yang diluncurkan adalah Muamalat Institute Business Innovation Incubator, melalui kompetisi bisnis berupa pendanaan bagi pelajar di tingkat pendidikan atas dan juga pendidikan tinggi untuk memupuk jiwa kewirausahaan dan menciptakan ide bisnis ke dalam suatu produk. Hal ini bertujuan untuk menambah kompetensi dan juga wawasan bagi pelajar karena mereka didampingi oleh para mentor yang profesional dan berpengalaman dalam dunia start up.
Menurut Anton, program bisnis inkubator ini memberikan pendanaan dengan skema dana bergulir, untuk tingkat SMA/ SMK akan didanai sebesar 30 juta rupiah per kelompok, dan untuk mahasiswa sebesar 100 juta rupiah dan juga mereka akan di dampingi oleh para mentor, Anton berharap program ini memupuk jiwa entrepreneurship yang dapat menghasilkan ide bisnis cemerlang dan mencetak pebisnis muda.
“Selain itu, bagi perbankan syariah hal ini merupakan tanggung jawab sosial untuk bisa mencetak pelaku bisnis, agar terjadi kesinambungan antara sektor riil yaitu pelaku UMKM dan juga industri perbankan syariah,” katanya.
Program ketiga adalah peluncuran program pembelajaran berbasis digital melalui Learning Management System (LMS) bagi para guru di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru di Indonesia. Dalam LMS ini, para guru dapat mengakses berbagai modul terkait keuangan syariah seperti perbankan syariah, dan industri halal dari berbagai klaster seperti makanan minuman, rekreasi, farmasi, dan lainnya.
Adapun setelah seremoni peluncuran ketiga program tersebut, kemudian dilanjutkan dengan sesi Talkshow yang bertemakan strategi pengembangan diri generasi milenial, di sesi ini kedua narasumber yaitu Sudarmawan Samidi selaku senior analis di KNEKS menuturkan pentingnya untuk balancing demand and supply antara industri perbankan syariah dan lembaga pendidikan dalam mengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Sementara, Andika Deni Prasetya selaku CEO dan Founder Rakamin Academy dalam paparannya, memberikan strategi pengembangan diri bagi generasi milenial melalui virtual internship.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat berharap, ke depannya, program sinergi kolaborasi terkait ekonomi dan keuangan syariah seperti ini dapat berkesinambungan dan dilakukan secara masif oleh seluruh pihak.
Tentunya sumber daya insani yang kompeten merupakan suatu pendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta industri halal.
“Hal ini mendukung penguatan dan integrasi antar sektor, sehingga selanjutnya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah dapat semakin kuat,” tukasnya.(Hrs)