Stok Obat di Kabupaten Tangerang Langka, Jika Ada Harganya Luar Biasa

Ramzy
8 Apr 2020 17:01
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Di tengah merebaknya wabah Covid-19, stok obat-obatan khususnya vitamin C di Kabupaten Tangerang langka, jika ada maka harganya pun luar biasa.

Hal tersebut terungkap berdasarkan penelusuran SuaraBantenNews di sejumlah toko obat dan apotek di wilayah Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Rabu, 18 April 2020.

Salah seorang  penjual obat dan kosmetik di Kecamatan Tigaraksa, Zaenal (40) mengatakan, bahwa Vitamin-C berbagai macam jenis yang biasanya ia jual, selama satu bulan terakhir ini sulit didapatkan distributor obat.

“Sudah satu bulan terakhir kosong mas, ini iseng-iseng sengaja saya pajang kotaknya, biar orang pada mampir aja,” ujar Zaenal.

Jika barangnya ada, kata Zaenal, dijual dengan harga yang luar biasa. Salah satunya, Vitamin-C bermerk Enervon C, satu sachet yang berisi 4 tablet dihargai lebih dari Rp15.000,-. Harga ini melambung cukup tinggi dari harga normal sebesar Rp6.000,-.

“Mending ada, ini mah kan barangnya juga ga ada ,” tuturnya.

Senada dengan salah satu penjaga Apotek di Kecamatan Tigaraksa, Arif (28) mengatakan, bahwa vitamin-C berbagai macam jenis pun sudah lama tidak dijual, lantaran stok barang yang kosong.

“Ada juga obat penjaga daya tahan tubuh dan aniseptic mas,” katanya.

Ia mengatakan, harga ImBoost satu sachet isi 4 tablet Rp22.000,- dan Renovit satu sachet isi 4 tablet seharga Rp25.000,-. Sedangkan Alkohol 300 ml dibandrol dengan harga Rp35 ribu, sebelumnya Rp20 ribu, dan hand sanitizer 100 ml dijual dengan harga Rp45.000,-

Sementara itu, Kepala Badan POM Kabupaten Tangerang, Widya Safitri mengatakan, Pihaknya mengaku sudah berkoodinasi dengan distributor dan bekerjasama dengan IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) untuk menyampaikan stok yang ada. Namun, dalam aplikasinya, mayoritas dari mereka belum banyak yang merespons.

“Berdasarkan info yang saya dapat untuk stok obat vitamin pada distributor masih cukup aman,” tandasnya.

Widya menambahkan, atas kelangkaan obat seperti Vitamin-C, pihaknya akan mengumpulkan distributor obat yang berada di Kabupaten Tangerang. “Kita akan tegur agar mereka menjual obat ke Apotek resmi bukan ke yang lain,” tutupnya.

Untuk pemantauan harga obat, kata Widia, dulu berada dalam ranah BPOM, namun saat ini berada dalam ranah Kementerian Kesehatan dan seharusnya Dinkes Kabupaten Tangerang yang memiliki kewenangan lebih.

“Kita juga belum tahu apakah dinkes Kabupaten Tangerang mengontrol hal itu atau mungkin baru sebagian,” tandasnya.

Walaupun bukan dalam kewenangan BPOM, ujar Widya, pihaknya juga ikut mensosialisasikan kepada apotek dan toko obat bahwa harga harus sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai dengan aturan Kemenkes RI.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan