Dua Tahun Dibangun, Tanggul Irigasi di Kecamatan Sindang Jaya Jebol

Ramzy
11 Des 2019 21:58
2 menit membaca

Tanggul irigasi yang berada Kampung Kalapa Rt 02/07 Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang jebol diterjang air.(Restu Bambang/SuaraBantenNews)

TANGERANG (SBN) — Baru dua tahun dibangun, tanggul irigasi yang berada Kampung Kalapa Rt 02/07 Desa Sindang Sono, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang jebol diterjang air dengan volume tinggi, Rabu, 11 November 2019.

Diketahui tanggul irigasi tersebut proyek pembangunan yang diprakarsai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia yang dibangun pada tahun 2017 silam.

FN (40) warga setempat mengatakan, tepat sekitar pukul 02.00 WIB tanggul irigasi yang dilapisi oleh tembok penahan tanah tersebut jebol. Lanjutnya, tidak ada korban jiwa namun hanya berupa kerugian materi saja seperti, pohon tumbang, pagar pengaman jebol dan air yang mengalir deras merusak tempat usaha milik warga.

“Tembok penahan tanah itu jebol, diduga karena pintu air sekunder sudah sekitar enam bulan rusak, sehingga air tidak bisa mengaliri persawahan,” ujarnya.

Ketua Tim Surviyor Kementerian PUPR Republik Indonesia, Jaya Rahmat membenarkan, bahwa tanggul irigasi ini dibangun sejak tahun 2017. Secara pasti, kata dia, belum mengetahui penyebab jebolnya tanggul irigasi tersebut. Namun, dimungkinkan penyebabnya bersumber dari faktor aktivitas tanah.

“Dari faktor tanah menyebabkan bocoran sehingga tanah tergerus dan akhirnya lama-kelamaan jebol,” ungkapnya.

Ia menambahkan, air yang mengalir pada irigasi tersebut bersumber dari Sungai Cidurian yang dipergunakan untuk irigasi persawahan warga. Disitu ada tiga pintu air sekunder yaitu pintu air sekunder Ragas, Leweung Gede, dan Kuaran.

“Kerusakan akan ditangani secepatnya, kini sudah disurvey dan dihitung total luas kerusakannya. Kedalaman hampir delapan meter, lebar tanggul yang jebol 8 meter,” kata Jaya.

Sementara itu, Arifin selaku Pemilik Kampoeng Kalapa mengatakan, dari sisi kerugian bangunan mencapai sekitar Rp 30 juta untuk melakukan penataan enam bangunan yang terendam oleh air dan lumpur yaitu 3 unit Villa Penginapan, ruang pertemuan, kedai kopi dan saung makan. Kemudian, fasilitas outbound yang sebagian rusak.

“Jika tanggul irigasi tidak bisa ditutup hingga akhir tahun 2019 maka pendapatan yang hilang bisa mencapai Rp 100 juta,” ujarnya.

Ia mengaku, di akhir tahun ini banyak yang sudah mem-booking tempat baik berupa villa, outbound dan fasilitas lainnya. Booking akan berlanjut, jika kondisi airnya bisa ditahan dan fasilitas sudah diperbaiki.

“Kalau airnya tambah besar dan tanggul tidak bisa menahan tentunya semua pesanan akan ditunda,” tutupnya.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan