Debu Kasar Berupa Pasir dari Blast Furnace Krakatau Steel Cemari Permukiman Warga

Ramzy
13 Des 2019 20:55
2 menit membaca

Pihak Krakatau Steel dan warga terdampak usai pertemuan di Kelurahan Samangraya, Jumat (13/12/2019).

CILEGON (SBN) — Pencemaran debu kasar berupa pasir yang berasal dari blast furnace unit PT KS (Krakatau Steel) membuat ratusan warga beramai-ramai mendatangi kantor kelurahan Samangraya. Hal ini dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban pihak KS agar diselesaikan sesuai dengan kesepakatan. Pencemaran ini sudah kerap terjadi dan ini yang terparah dari sebelumnya.

Saat dikonfirmasi terkait pencemaran tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon Ujang Iing mengatakan, persoalan tersebut sudah dimusyawarahkan dengan beberapa pihak terkait.

“Tadi sudah dirapatkan dengan DLH, KS, lurah, camat dan warga. Sekarang tim PPLH sedang ke KS,” katanya, Jumat (13/12/19).

Meski sudah dirapatkan dan menghasilkan 5 (lima) butir kesepakatan (di antaranya, warga yang terdampak sakit akan dirawat, KS akan membagikan Masker, dan lainnya), namun tampaknya warga tidak puas dengan kesepakatan tersebut. Karena itu, sekitar pukul 13.30 ratusan warga mendatangi Kantor kelurahan Samangraya.

General Manager Security and General Affair PT Krakatau Steel Edhi Djauhari menjelaskan, akan ada tindak lanjut dari musyawarah tadi. Pertemuan akan dilakukan kembali dengan perwakilan dari 5 wilayah yang terdampak kejadian Jumat malam ini (13/12), yaitu Samangraya, Kubang Sari, Warnasari, Deringo, dan Lebak Denok untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Malam nanti ada pertemuan. Mudah-mudahan Pak Camat-nya setuju, tapi atas permintaan warga,” ujar Egi.

Egi membenarkan bahwa debu kasar berupa pasir tersebut memang berasal dari blast furnace PT KS.

“Ini dari blast furnace, sudah saya jelaskan. Ada over pressure sehingga steam-nya harus dibuang dan terbawalah partikel ini,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Karang Taruna Kecamatan Citangkil Mulyana menegaskan, penanganan yang mesti dilakukan KS harus cepat dan tepat, misalnya dengan mendirikan Posko sehingga penanganannya jelas. Bukan hanya itu, Mulyana juga mengharapkan pihak KS segera memberikan susu kepada warga terdampak untuk pencegahan akibat mengirup debu yang beterbangan.

“Ini perlu menjadi perhatian kedepan. KS dan Pemerintah Kota sekaligus masyarakat perlu membuat komitmen agar ke depan tidak terulang kembali,” ujar Mulyana.

Lebih lanjut, Mulyana mengatakan dinas lingkungan hidup harus lebih proaktif dan lebih tanggap. Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk meminimalisasi kejadian terulang kembali. Selain itu, kata Mulyana, perlu juga diteliti apakah debu yang menghujani dan terhirup warga ini masuk dalam kategori B3 atau bukan.

“Masyarakat yang terpapar di lingkungan Samangraya saja ribuan. Jadi, menurut saya, perlu di lakukan uji, apakah ini masuk dalam limbah B3 atau bukan,” tutupnya. (Wawan/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan