Pasokan Menipis, Harga Gula di Kabupaten Tangerang Melonjak

Ramzy
18 Mar 2020 10:59
2 menit membaca

KABUPATEN TANGERANG (SBN) — Efek virus Corona atau Covid19 yang sudah merebak di sejumlah negara termasuk Indonesia. Mengakibatkan kegiatan impor antarnegara terhambat. Dampak yang dirasakan warga Kabupaten Tangerang, yakni menipisnya pasokan gula dan harga gula yang melonjak drastis.

Seseorang Pramuniaga Minimarket di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Herdiansyah mengatakan, ketersediaan stok gula pasir sudah kosong. Sebab, kata dia, distributor sejak dua pekan tidak mengirimkan pasokan gula pasir lagi.

“Biasa dijual seharga Rp12.000/kg naik menjadi Rp15.000 per kilogram dan sekarang stok sudah kosong,” ujarnya, kepada SuaraBantenNews, Selasa 17 Maret 2020.

Sementara, Eni (27) salah seorang pengunjung Pasar Tigaraksa mengeluh atas kenaokan harga gula pasir yang naik secara drastis. Menurutnya, ketersediaan guna sudah hampir langka, walaupun ada harganya luar biasa.

“Mahal banget, dari harga yang biasanya Rp 12.500 menjadi Rp 17.500 per kilogram,” ujarnya.

Bahkan di salah satu agen gula pasir di wilayah, Bitung Desa Kadu, Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang menerangkan harga gula pasir tembus Rp19.500 sampai Rp20.000 per kilogram.

“Hari ini harga anjlok mas alias naik parah,” ujar Akbarudin, salah satu agen gula di Kecamatan Curug.

Diketahui, kelangkaan gula pasir disejumlah daerah ini terjadi sejak merebaknya isu virus corona yang muncul dari Kota Wuhan Cina.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Tangerang, Dwieka Aprillia Putri menjelaskan, menipisnya pasokan gula dan harga pun melonjak drastis. Lantaran tertutupnya akses import gula pasir bersamaan dengan bawang putih efek penyebaran Covid19.

“Sekarang import keduanya sudah dibuka kembali, harga bawang putih sudah agak stabil, tapi harga gula yang masih melonjak,” ujarnya.

Menurutnya, untuk sampai ke konsumen membutuhkan proses yang cukup lama. Karena hasil import gula masih berbentuk benih, sehingga perlu pengolahan oleh perusahaan yang ditunjuk atas hasil dari lelang.

Kendati demikian, Dwieka memprediksi mendekati Bulan Ramadan nanti, harga gula bisa stabil kembali. Walaupun stok gula menipis dan harga naik drastis, ketersediaan sembako dan bahan pangan lainnya masih terbilang aman.(Restu/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan