Nenek Penderita Strok Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah, Kopma UIN Banten Berikan Bantuan

Joe
6 Jun 2020 20:28
2 menit membaca

KOTA CILEGON (SBN) — Koperasi Mahasiswa (Kopma) Al-Hikmah menyambangi kediaman Romlah (60) warga Linkungan Tegal Wangi Kruwuk, RT 05/07, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, pada Sabtu, 6 Juni 2020.

Sebelumnya diberitakan, Romlah adalah seorang nenek penderita strok selama lebih dari lima tahun yang belum mendapat bantuan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Direktur Utama Kopma Al-Hikmah UIN SMH Banten Irfa Hapipudin mengatakan, kunjungan ini dilakukan setelah melihat pemberitaan yang mencuat di berbagai media. Terlebih, informasi ini juga disampaikan oleh beberapa anggota yang bertempat tinggal di Kota Cilegon.

“Kami kunjungi dan melihat langsung kondisi nenek yang bertahun-tahun menderita sakit. Salah satu bagian tubuhnya lumpuh lantaran menderita penyakit strok sejak pertengahan tahun 2015 silam,” jelasnya.

Bahkan, kata Irfa, berdasarkan pengakuan Nenek Romlah dan anaknya, mereka kabarnya belum pernah tersentuh sedikit pun bantuan yang sedang gencarnya digulirkan oleh pemerintah daerah maupun pusat belakangan ini.

“Kami Kopma Al-Hikmah berkunjung serta memberikan sedikit bantuan kepada nenek tersebut sambil menunggu bantuan dari pemerintah,” jelasnya.

Bantuan ini, kata Irfa, semoga bisa bermanfaat. Sekaligus ia juga mengajak masyarakat dan terutama pemerintah untuk berpartisipasi membantu nenek yang sangat membutuhkan ini apalagi anaknya kini merupakan warga yang terdampak Covid-19. Sayangnya, ia pun tidak mendapatkan bantuan untuk warga terdampak Covid-19 yang saat ini disalurkan pemerintah.

Pengawas Kopma Al-Hikmah Azharudin Salim Siregar mengatakan, semoga dengan bantuan yang diberikan ini bisa meringankan beban nenek yang menderita bertahun-tahun ini. Ia pun berharap nenek Romlah dilirik dan mendapat bantuan dari pemerintah setiap bulannya.

“Jangan sampai banyaknya bantuan yang ramai digulirkan tidak sesuai dengan peruntukannya atau tidak tepat sasaran,” pungkasnya.

Aktivis Kota Cilegon ini juga menambahkan, sebagai mahasiswa yang merupakan kepanjangan dari suara masyarakat, ia juga meminta agar pemerintah mampu mengevaluasi data penerima bantuan yang saat ini menjadi acuan. Menurutnya, kasus Romlah ini terjadi karena terdapat masalah pada data penerima bantuan tersebut.

“Karena bukan hanya kasus nenek Romlah saja, tapi banyak kasus lain di Kota Cilegon yang belum terekspos. Jangan sampai setelah viral baru diberi bantuan,” tutupnya. (Restu/Atm)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan