Pemerhati Adat Baduy: Kasus Madu Palsu Harus Diusut Tuntas

Redaksi
11 Nov 2020 10:30
2 menit membaca

SERANG (SBN) —Pemerhati Suku Adat Baduy, Uday Suhada mengapresiasi langkah Polda Banten yang mengungkap adanya pihak yang memproduksi dan mengedarkan madu palsu dengan ciri ciri madu khas Baduy.

Hal itu sangat melegakan, kata Uday, lantaran sindikat ini jelas telah mengeksploitasi Komunitas Adat Kanekes atau biasa disebut Baduy. Dengan demikian kasus ini harus dituntaskan.

“Berdasarkan hasil investigasi yang cukup panjang, ditemukan berbagai fakta dan data yang menunjukkan adanya produksi dan peredaran madu palsu dengan membawa nama Komunitas Adat Baduy itu. Mengenai alat bukti dalam perkara ini tentu Pihak Polda Banten sudah mengantonginya,” ujar Uday, Rabu, 11 November 2020.

Sebagai orang yang selama ini turut menghormati dan mencintai Baduy, lanjut Udaya, pihaknya merasa perlu menyampaikan bahwa Brand Image Baduy yang terkenal jujur, mengedepankan kesederhanaan, memuliakan kehidupan, justru dimanfaatkan oleh sekelompok oknum semata untuk kepentingan bisnisnya, tanpa memikirkan keselamatan jiwa konsumen.

“Cairan berbentuk mirip madu itu diproduksi di pabriknya yang dimasukkan ke jirigen/kompan, kemudian dibawa ke Kanekes (Baduy). Sindikat ini memanfaatkan generasi muda Baduy yang sudah akrab dengan android,” kata Uday, berdasarkan hasil investigasinya.

Dia menambahkan, cairan itu dikemas kedalam botol dan dibalut dengan pelepah pisang agar terkesan alami tanpa keterangan apapun (perijinan dari BPOM, sertifikat halal, perijinan dari kementerian kesehatan dan semacamnya). Kemudian anak-anak muda Baduy itu menjualnya, baik secara langsung maupun online dengan memanfaatkan media sosial.

“Perbuatan ini jelas telah mencoreng nama baik citra Baduy dan merupakan perbuatan penipuan terhadap konsumen yang mengancam kesehatan masyarakat di berbagai pelosok tanah air.” Katanya.

Uday mendorong agar pihak Polda Banten untuk menegakkan hukum seadil-adilnya. Kemudian mendesak Polda Banten untuk segera menindak tegas para pelaku utama (pemilik dan pengelola pabrik madu palsu dan bandar pengedarnya). Sebab warga Baduy adalah pihak yang dikorbankan.

“Saya menghimbau masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dalam membeli madu yang mengatas namakan Baduy. Sebab madu asli dari Baduy sangat terbatas. Mengimbau para penjual madu palsu atas nama Baduy tanpa legalitas di berbagai daerah di tanah air, untuk menghentikan aktivitas bisnisnya. Sebab hal ini sangat membahayakan kesehatan manusia,” tandasnya.(Hendra/Zie)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan